Jumat, 26 Juni 2020

Tulisan di akhir juni 2020

Setelah berhenti menulis dalam beberapa minggu, Alhamdulillah pagi ini saya bisa menyempatkan diri untuk menulis di blog ini lagi. Sebenarnya keinginan menulis ini timbul lagi setelah menonton video bapak Dahlan Iskan di youtube, sepertinya beliau mempunyai sebuah blog dengan pembaca yang banyak. Jujur saja saya menyukai tulisan beliau, beliau mempunyai gaya penulisan yang khas yaitu santai, berbobot dan terasa ringan untuk dibaca.

Dalam tulisan ini saya ingin membahas sebuah hal yang menurut saya penting, walaupun saya sendiri belum bisa istiqomah dalam menjalankannya. Hal itu adalah "menulis", kenapa menulis itu penting?. Bagi saya seorang guru menulis seharusnya menjadi skill yang sudah saya miliki, tapi ternyata tidak. Saya masih mengalami kesulitan dalam menulis, baik itu tulisan santai atau tulisan ilmiah. Entah kenapa ide yang ada di otak ini tidak dapat tersalurkan dengan lancar dalam bentuk ketikan kata-kata yang tersususn rapi dan enak di baca.

Mungkin karena kurangnya literasi saya, atau saya kurang baca. Sehingga membuat saya kekurangan banyak kosakata, kekurangan sumber referensi untuk memperkaya ide-ide dalam otak saya. Maka yang harus saya lakukan adalah mulai membiasakan membaca, dan tentu saja tetap harus istiqomah dalam menulis. Dua hal ini harus berjalan beriringan, mengingat usia saya tidak lagi muda. Seharusnya membaca dan menulis menjadi kebisaan saya di waktu muda, dulu ....

Saya menyadari dengan pengaruh sosial media yang luar biasa ini, saya merasa sosial media baik secara langsung maupun tidak langsung membuat kemampuan literasi kita berkurang. Kita lebih menyukai suatu informasi disajikan dalam bentuk video daripada tulisan, yang mana kita harus bersusah payah membaca dan mencerna.

Sosial media juga ada yang dalam bentuk tulisan, seperti twitter dan facebook. Namun tetap saja tulisan yang disajikan terbatas panjang karakternya dan semuanya merupakan tulisan opini pribadi yang secara akademis tidak dapat dijadikan sumber referensi. Sebenarnya blog adalah media yang optimal untuk meningkatkan literasi kita, karena disana kita terlatih untuk membaca dan menulis, tapi sayang blog tidak banyak di lirik sekarang ini, menurut saya.

Target saya sekarang ini adalah, secepatnya menyelesaikan buku untuk OSN yang sedang saya tulis. Alhamdulillah tadi malah mungkin karena rindu menulis, saya dapat menyelesaikan satu bab penuh. Semoga hari ini bab berikutnya dapat selesai dalam waktu yang singkat, sehingga buku tersebut dapat segera diterbitkan. Walaupun kemungkinan tidak komersil, tapi ada kepuasan. Saya akhirnya akan memiliki buku yang saya tulis sendiri.

Bismillah

Minggu, 07 Juni 2020

Melawan Malas

Salah satu hal yang berat untuk dapat dilawan adalah kemalasan. Rasa malah merupakan sifat default  bawan manusia. Semua manusia ingin bermalas-malasan, tidak melakukan apapun. Hal ini merupakan hal yang berbahaya dan harus dilawan. Rasa malah akan menghilangkan produktivitas dan menimbulkan khayalan, dan pada akhirnya saat manusia tersadar, ia akan menyadari dirinya jauh tertinggal dan tidak mempunyai apa-apa.

Rasa malas kadang timbul karena kita terlalu sibuk bermimpi. Tidak ada yang salah dengan bermimpi, namun yang menjadi masalah adalah mimpi itu tetap menjadi mimpi dan tidak kita wujudkan. Kita masih sibuk dalam alam bawah sadar kita, memikirkan mimpi, memikirkan strategi meraih mimpi, namun kenyataannya tidak ada tindakan atau action  apapun yang kita lakukan. Kita terjebak dalam fatamorgana kesuksesan yang kita bayangkan, yang sebenarnya itu semua belum ada.

Rasa malah dihembuskan setan agar kita berfikir terlalu panjang, memikirkan berbagai resiko yang akan terjadi dan harus kita hadapi. Rasa malas membuat kita membayangkan berbagai kesuksesan yang akan kita dapatkan kelak. Namun sekali lagi itu semua tidak ada, kesuksesan besar itu tidak ada dan resiko apaun itu yang kita takuti juga tidak ada. Semuanya hanya di khayalan otak kita, dan dikehidupan nyata kita hanya terduduk termenung, sedangkan orang lain sudah berlari cepat dan mulai menggenggam kesuksesannya. Dan kita masih membayangkan sesuatu yang belum ada.

Cara melawan rasa malas itu adalah bergerak, memulai apa yang kita cita-citakan walaupun dengan sebuah pergerakan kecil, tapi nyata. Kemajuan yang nyata walaupun hanya sebesar 1 centimeter lebih baik daripada kesuksesan besar dalam khayalan.

Saya pribadi merasakan rasa malas begitu akut pada diri saya, saya sibut memikirkan mimpi dan belum melakukan apapun. Sekarang saya mencoba untuk bergerak, menulis walaupun satu paragraf untuk menyelesaikan buku saya se-segera mungkin, dan mengedit dua buah video untuk mulai membangun chanel youtube saya.

Bismillahirrahmanirrahim, yang mencoba untuk memasrahkan semua ke Allah, saya haya akan berdoa dan berikhtiar, masalah hasil adalah kekuasaan Allah. Setidaknya saya telah mencoba berusaha dan saya yakin usaha tidak akan menghianati hasil. Semua usaha yang kita lakukan sedikit demi sedikit pada akhirnya akan membuahkan hasil, suatu saat nanti. Tapi itu tergantung kita, jika kita berusaha lebih keras maka kesuksesan akan segera datang, InsyaAllah.

Apapun itu, Bismillah dan just do it !!!

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 : Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Dalam modul pertama tentang Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) memberikan penjelasan mengenai bagaimana pendidikan seh...