Kamis, 29 September 2022

Siklus Sel : Pembelahan Sel Menghasilkan Sel Anak Yang Identik Secara Genetik

 

Organisme memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan benda tak hidup, salah satu ciri yang paling mencolok adalah kemampuan organisme dalam bereproduksi. Reproduksi organisme sebagai suatu fungsi biologis tidak bisa dilepaskan dari siklus sel. Seorang dokter berkebangsaan Jerman , Rudolf Virchow menyatakan bahwa dimana ada sel, maka pasti sebelumnya juga telah ada sel.

Keberlanjutan suatu kehidupan didasarkan pada reproduksi sel atau pembelahan sel. Pembelahan sel memainkan peranan penting dalam kehidupan organisme, baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler. Pada organisme uniseluler seperti Amoeba, pembelahan sel menghasilkan duplikasi dari sel induk. Sedangkan pada organisme multiseluler memungkinkan organisme tersebut bereproduksi secara seksual untuk berkembang dari satu sel (zigot). Setelah organisme telah tumbuh sepenuhnya, pembelahan sel berperan dalam pembaruan dan perbaikan, serta menggantikan sel-sel yang telah mati.

Ketika pembelahan sel terjadi, sel anak hasil pembelahan memiliki sifat yang sama persis dengan sel induk. Hal ini terjadi ketika pembelahan sel, DNA (materi genetik) sel induk di duplikasi dan diturunkan kepada sel anak. Sel anak akan memiliki DNA yang sama persis dengan sel induk.

Sebelum suatu sel membelah, DNA sel induk harus disalin dan kemudian kedua salinan tersebut dipisahkan sedemikian rupa sehingga setiap sel anak memiliki informasi genetik (genom) yang sama. Hal tersebut menjadikan sel anak hasil pembelahan bersifat identik.

DNA terdapat dalam nukleus dan dikemas menjadi kromosom, dan setiap spesies eukariota memiliki jumlah kromosam yang khas di dalam inti selnya. Pada manusia jumlah kromosom dalam sel tubuhnya (sel somatis) berjumlah 46 buah atau 23 pasang. Pada satu pasang kromosom tersebut, satu bagian berasal dari kromosom ayah dan satu bagian yang lain berasal dari kromosom ibu. Khusus pada sel kelamin (sel gamet) jumlah kromosom pada intiselnya berjumlah setengah dari jumlah kromosom sel tubuh, yaitu 23 buah.

Kromosom pada sel eukariota terbuat dari kromatin, komplek DNA, dan protein yang terikat. Setiap kromosom mengandung satu molekul DNA linier yang sangat panjang dan membawa beberapa ratus sampai ribu gen (unit yang mespesifikasi sifat warisan). 

 

 

Sebelum membelah setiap kromosom pada sel eukariota memiliki satu molekul DNA tunggal. Ketika akan terjadi pembelahan, kromosom-kromosom tersebut akan direplikasi atau digandakan sehingga satu kromosom tadi sekarang terdiri atas dua kromatid saudara yang setiap kromatid mengandung salinan molekul DNA. Ketika pembelahan terjadi kromatid saudara tersebut akan terpisah dan masing-masing akan menjadi kromosom baru di sel anak hasil pembelahan.

Pada pembelahan sel terdapat dua tipe pembelahan, yaitu mitosis dan meiosis. Pada pembelahan mitosis kromosom sel anak memiliki jumlah yang sama seperti sel induk, pembelahan mitosis terjadi pada sel tubuh. Sedangkan pembelahan meiosis menghasilkan kromosom sel anak setengah dari kromosom sel induk, terjadi pada sel kelamin.

Proses fertilisasi menggabungkan sel kelamin jantan dan betina yang masing-masing memiliki jumlah kromosom setengah dari sel induk, menjadi sebuah zigot yang kembali memiliki jumlah kromosom yang utuh. Dalam perkembangannya, pembelahan mitosis menjaga agar jumlah kromosom pada organisme selalu tetap dan sama.


Sumber : Buku Biologi karya Cambell dan Reece

Kamis, 15 September 2022

Paradok Video Untuk Pembelajaran

 

Kegiatan pembelajaran sudah mulai berlangsung normal pada tahun pelajaran 2022/2023, setelah hampir dua tahun terganggu karena pandemi virus corona. Selama dua tahun ke belakang kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan secara daring dan hampir semua guru harus berjuang beradaptasi untuk memindahkan ruang kelasnya ke dunia maya.

Salah satu fenomena yang muncul pada masa itu adalah banyaknya video-video pembelajaran yang muncul, baik yang dibuat oleh guru itu sendiri atau pihak-pihak non guru. Video confrence dan video pembelajaran seolah menjadi pengganti kegiatan tatap muka dan buku, namun dengan jujur saya harus mengatakan semua itu kurang efektif. Pemerintah pun menyatakan bahwa selama kegiatan pembelajaran daring itu terjadi lost learning yang cukup banyak dialami oleh peserta didik.

Banyak pelatihan yang digelar yang bertujuan untuk melatih para guru untuk beradaptasi dengan keadaan, salah satunya adalah membuat video pembelajaran. Banyak video pembelajaran telah dihasilkan oleh para guru, namun apakah itu efektif untuk pembelajaran? apakah diminati peserta didik? dan apakah memberikan dampak positif pada pembelajaran?

Dalam tulisan ini saya akan mencoba menuliskan pendapat saya mengenai paradoks video pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa poin yang saya yang menjadi perhatian saya mengenai video pembelajaran, antara lain:

  1. Video merupakan media yang digemari oleh sebagian besar peserta didik, pada umumnya peserta didik ketika mencari sumber informasi akan merujuk ke situs berbasis video seperti youtube. Namun kenyataannya video-video pembelajaran hanya mendapatkan views yang kecil, artinya video pembelajaran kurang ditonton, terutama video pembelajaran yang dibuat oleh guru.
  2. Peserta didik lebih menyukai video berdurasi pendek, yang langsung memberikan kesimpulan atas sebuah informasi. Peserta didik kurang menyukai video pembelajaran yang berdurasi panjang, yang membahas secara detail dan menyeluruh atas sebuah topik. Peserta didik menyukai video yang pendek dan langsung memberikan kesimpulan, bukan video yang menunjukkan suatu proses.
  3. Harus diakui selama pembelajaran daring intensitas peserta didik dengan gawai, namun bukan konten pendidikan yang diakses, melainkan konten game, hiburan, dan sebagainya.
  4. Secara umum video pembelajaran yang dihasilkan guru memiliki kemasan yang kurang menarik, jika dibandingkan dengan konten hiburan yang dibuat oleh content creator. Hal ini bisa dipahami karena dalam menyiapkan sebuah video pembelajaran seorang guru harus melakukan riset dahulu agar apa yang disampaikannya valid.

Kenyataannya video pembelajaran memang dibutuhkan, namun disisi lain juga kurang peminatnya, terutama peserta didik. Untuk menghasilkan sebuah video pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan apa yang diinginkan peserta didik yang umumnya anak-anak tidaklah mudah, dari segi pembuatan videonya hal itu akan memakan waktu dan tenaga yang cukup banyak.

Poin terpenting dalam tulisan ini adalah mengembalikan minat belajar peserta didik adalah hal yang utama. Video pembelajaran hanyalah salah satu pendukung dalam proses pembelajaran, bukan inti dari pembelajaran itu sendiri.

Guru harus menanamkan kepada peserta didik bahwa dalam belajar tidak boleh hanya berfokus kepada apa yang disukai saja, namun semua harus dilalui. Mental pantang menyerah harus ditanamkan kepada peserta didik, agar mereka bisa melalui segala tantangan dalam kehidupan mereka.

Tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.1 - Jefri Adi Setiawan, S.Pd

Tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Jefri Adi Setiawan, S.Pd SMP N...