Jumat, 05 April 2024

Refleksi Saya: Mengerjakan Aksi Nyata PMM


Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang sudah berjalan selama beberapa tahun terakhir ini sudah diakses dan dimanfaatkan oleh banyak guru di Indonesia. Salah satu fitur yang terdapat didalamnya adalah pelatihan mandiri, dan hasil akhir dari pelatihan mandiri ini adalah guru mendapatkan sertifikat aksi nyata.

Dalam hal pelatihan mandiri ini saya ingin menuliskan beberapa catatan dari sudut pandang saya secara pribadi. Saya baru memanfaatkan secara lebih pelatihan-pelatihan mandiri ini beberapa bulan terakhir ini, di awal adanya PMM ini, saya merasa bahwa hal ini cuma membertatkan dan menambah tugas guru. Namun semua itu tergantung bagaimama kita menyikapinya.

Salah satu hal yang kurang saya sukai dari pelatihan mandiri adalah sebagian besar materi disajikan dalam bentuk video. Secara pribadi saya lebih suka untuk mengakses bahan ajar yang berbasis teks untuk dibaca, seperti buku digital. Saya lebih banyak untuk mempercepat video dan lebih menggunakan pemahaman saya secara mandiri dan membaca bahan ajar teks jika ada untuk menyelesaikan topik-topik dalam pelatihan mandiri.

Sampai saya menulis ini sudah enam topik pelatihan yang saya selesaikan, artinya saya sudah mendapatkan enam sertifikat aksi nyata. Namun ketika berinteraksi dengan teman atau rekan guru, saya melihat bahwa membuat aksi nyata yang dipersyaratkan di akhir topik terasa berat untuk mereka. Saya akan coba menuliskan beberapa hal yang membuat semua itu dirasakan berat dan bagaimana mengatasinya.

Pertama, ketika akan melakukan aksi nyata banyak guru yang sudah membayangkan akan melakukan hal yang rumit, bahkan sebelum dimulai. Hal ini bisa disebabkan mereka belum membaca dan memahami tentang panduan aksi nyata yang disediakan, berekspektasi terlalu tinggi untuk membuat aksi nyata yang menarik (secara kemasan), dan tidak percaya diri untuk membuat aksi nyata sesuai kemampuan dan pemahamannya sendiri.

Kedua, entah kenapa dengan ketidakpercayaan diri tersebut, guru lebih banyak untuk menjadikan aksi nyata yang sudah berhasil milik orang lain menjadi tolak ukur aksi nyata yang akan mereka buat.

Ketiga, faktor malas. Untuk faktor ini mungkin banyak guru yang sudah enggan duluan untuk mencoba, dan berpikir untuk menyalin aksi nyata milik orang lain.

Sebenarnya untuk membuat aksi nyata bukanlah hal yang sulit, setidaknya hal itu yang saya rasakan. Hal pertama yang harus dimiliki adalah niat dan kemampuan untuk mencoba membuat aksi nyata dan optimis akan berhasil. Sejauh ini saya membuat enam aksi nyata, dan semuanya tervalidasi tanpa ada catatan.

Setelah ada niat, silahkan lihat pilihan aksi nyata yang diberikan, baca panduannya, pahami apa yang harus dilakukan dan produk atau dokumen apa yang harus dihasilkan. Jika semua itu sudah dilakukan pilihlah aksi nyata yang secara rasional dapat kita lakukan dan yang terpenting tidak memberatkan kita.

Jika sudah menentukan pilihan aksi nyata, maka langkah selanjutnya kita melakukan aksi nyata tersebut. Hal ini adalah konsekuensi yang harus kita lakukan. Sebaiknya hal ini kita lakukan, minimal agar kita bisa merasakan bukti dari topik pelatihan yang sudah kita pelajari. Dalam hal menyiapkan dokumen yang diperlukan, kita tidak perlu untuk bersikap terlalu ideal. Tidak perlu mencari format dokumen yang paling benar, membuat dokumen yang sangat menarik (dalam bentuk power point yang menarik dan penuh animasi, intinya enak dilihat).

Dokumen-dokumen yang harus kita kirim untuk aksi nyata, sebaiknya kita buat sesuai kemampuan kita, dan untuk format kita bebas menggunakan format apapun yang sesuai dan tidak membertakan kita.

Jika aksi nyata telah dilakukan dan dokumen yang dipersyaratkan sudah dibuat, maka jangan lupa untuk menambahkan refleksi personal kita sebagai pelaku aksi nyata ke dalam dokumen aksi nyata kita. Setelah semua itu semua dokumen tinggal kita jadikan satu dalam file pdf dan submit ke PMM. Jika semua langkah dalam panduan aksi nyata tersebut kita lakukan, maka seharusnya aksi nyata kita akan diterima. Jika aksi nyata kita dikembalikan, maka lihat catatan yang diberikan, perbaiki dan kirim ulang.

Intinya semua itu harus kita lakukan secara mandiri, mungkin akan terasa melelahkan diawal, namun setelah aksi nyata pertama kita diterima, kita secara tidak sadar akan menemukan pola sendiri yang cocok untuk kita dalam melakukan aksi nyata.

Semua itu kembali ke semangat guru untuk belajar, jika masih ada semangat belajar pada diri seorang guru maka dia akan dapat melalui ini semua dengan mudah. Namun jika semangat belajar itu tidak ada maka semua ini akan terasa berat, bahkan sebelum kita mencobanya.

Demikian catatan pribadi atau refleksi saya dalam melaksanakan aksi nyata dalam PMM. Kurang lebihnya mohon maaf jika anda membaca tulisan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 : Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Dalam modul pertama tentang Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) memberikan penjelasan mengenai bagaimana pendidikan seh...