Kemarin (13/5), saya menyempatkan diri pergi ke toko buku Gramedia untuk melihat-lihat buku. Ya, saya memang berniat untuk membeli sebuah buku namun belum tahu buku apa yang hendak dibeli. Setelah melihat berbagai buku yang ada, akhirnya saya menjatuhkan pilihan ke sebuah buku yang berjudul "Teach Like Finland".
Ya, Finlandia merupakan salah satu negara di kawasan Nordic yang mencuat namanya karena memperoleh nilai tertinggi dalam PISA (Programme for International Student Assessment) pada tahun 2001. Padahal jika kita melihat pada waktu tersebut, Role Model dunia pendidikan adalah amerika dan asia timur, namun ternyata Finlandia, yang sebelumnya tidak begitu banyak dibicarakan dalam dunia pendidikan mendadak mencuri perhatian.
Buku ini ditulis oleh Timothy D Walker, seorang guru sekolah di Amerika Serikat. Buku ini menjadi menarik karena buku ini mengupas pendidikan di Finlandia dari sudut pandang seorang guru yang berasal dari Amerika, dimana Amerika dan Finlandia memiliki pendekatan dalam bidang pendidikan yang berbeda 180 derajat.
Dalam bagian awal buku ini, penulis menceritakan kehidupannya sebagai seorang guru di Amerika. Pendidikan di Amerika berjalan dengan "keras" dimana target akan sebuah kesuksesan adalah tujuan dari guru dan siswa. Banyak target yang harus dipenuhi, banyak tekanan yang harus diterima, bahkan penulis menceritakan bagaimana lelahnya kehidupannya sebagai seorang guru, semuanya berlangsung begitu cepat, banyak tekanan, dan mengambil sebagian besar waktunya.
Di sisi lain diketahui juga bahwa penulis memiliki istri yang berasal dari Finlandia, dengan mengetahui betapa kerasnya tuntutan seorang guru di amerika, sang istri berkata "Finlandia tidak begitu". Sebuah kalimat yang sepertinya menjadi pemicu keingintahuan penulis tentang pendidikan di Finlandia.
Singkat cerita, penulis memilih untuk tinggal di Finlandia bersama keluarganya dan mencoba menjadi guru disana, disinilah kontradiksi antara pendidikan di Amerika yang telah lama dikenalnya, dan pendidikan Finlandia yang baru didengarnya, mulai ia rasakan, bagaimana nilai-nilai yang dipegang oleh Finlandia dalam pendidikan mulai dia pahami, dan perlahan mulai bisa memahami bagaimana sistem pendidikan di Finlandia memberikan dampak sehingga negara tersebut memperoleh nilai tertinggi pada tes PISA pertama kali di tahun 2001.
Saya memang baru membaca bagian awal dari buku ini, dan mulai bisa memahami bagaimana hal-hal yang mereka lakukan pada sistem pendidikan mampu memberikan dampak yang luar biasa bagi anak-anak Finlandia.
Faktanya jam sekolah di Finlandia lebih pendek daripada negara lain, bahkan dalam jam sekolah yang sependek itu, banyak terdapat jam-jam istirahat antar pelajaran yang diberikan kepada siswa . Pertanyaan pun muncul, "Bagaimana hal tersebut mampu mendongkrak kualitas pendidikan mereka? bukankah hal tersebut seharusnya menurunkan kualitas pendidikan?" Namun kenyataan berbicara lain.
Finlandia memiliki kultur masyarakat yang hidup "selow", disamping jam sekolah yang pendek, mereka juga terbiasa menyeimbangkan waktu antara pekerjaan dan pribadi. Dalam buku tersebut saya mengetahui bahwa guru di Finlandia tidak membawa pekerjaan mereka ke rumah, mereka menyelesaikan semua pekerjaan sekolah di sekolah, waktu di rumah adalah untuk kehidupan pribadi mereka.
Begitupun siswa, sistem pendidikan di Finlandia hampir jarang memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. Jika pun ada pekerjaan rumah, maka pekerjaan rumah tersebut biasanya sederhana dan mampu dikerjakan siswa sendiri dan tidak memakan waktu yang lama.
Aneh, itulah sebenarnya yang saya rasakan. Pada bagian awal buku, saya merasa tidak ada yang terlalu spesial dengan pendidikan di Finlandia, bahkan jika saya bandingkan (menurut saya pribadi), pendidikan di Indonesia lebih berat dan kompleks daripada di Finlandia. Secara konten pendidikan, menurut saya Indonesia lebih unggul, namun kembali lagi, hasil akhir berbicara lain.
Ada beberapa hal yang dapat saya pelajari di bagian awal buku ini, pertama adalah komitmen negara terhadap pendidikan. Di Finlandia sepertinya tidak ada sekolahan swasta, sehingga semua anak dari berbagai strata sosial bersekolah di tempat yang sama. Negara tampaknya berkomitmen untuk memberikan layanan pendidikan yang merata, sehingga hampir semua sekolah di Finlandia, dimanapun berada, memiliki kualitas yang merata.
Kedua, Finlandia tampaknya berfokus pada inovasi-invasi kecil yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Berbagai inovasi ini pada akhirnya akan terakumulasi menjadi sesuatu yang mampu mendongkrak kualitas pendidikan secara signifikan. Bahkan di bagian awal buku ini, tidak ada hal yang secara khusus membahas model pembelajaran atau hal teknis lain yang dilakukan dunia pendidikan Finlandia.
Ketiga, guru atau sekolah menjadi siswa sebagai fokus utama mereka. Banyak hal yang mereka lakukan untuk memenuhi kesejahteraan siswa. Kesejahteraan di sini adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar para siswa. Ini bukan tentang hal-hal yang berhubungan dengan ekonomi, tetapi lebih kepada aspek psikologis.
Buku ini menarik bagi saya, dan saya akan mencoba membaca dan menikmatinya. Setidaknya saya berharap ada hal-hal yang nanti bisa saya implementasikan di ruang kelas.
Tulisan mengenai buku ini akan saya jelaskan pada postingan selanjutnya. Tulisan ini bukan resensi, namun lebih kepada apa yang dapat saya cerna dan pelajari dari suatu sistem pendidikan yang dapat dikatakan sukses, dari sudut pandang orang luar.
Bersambung ....