Jumat, 01 April 2022

Menyambut Kedatangan Ramadhan 1443 Hijriyah

Bulan Ramadhan 1443 H akan segera datang, semoga kita diberi Allah kesempatan untuk berjumpa dengannnya. Saya menulis ini sehari sebelum memasuki bulan Ramadhan, Insya Allah esok hari kita akan memasuki bulan yang mulia tersebut. Dalam tulisan ini saya ingin membuat sebuah perenungan saya tentang perjalanan hidup saya yang berhubungan dengan bulan spesial ini.

Kapan kita mulai berpuasa? bisa besok atau lusa. Seperti biasanya kepastian mengenai penentuan tanggal satu Ramadhan menunggu dari pengumuman pemerintah, karena di negara ini penentuan awal Ramadhan tidak seragam. Secara umum terbagi dua cara yaitu melihat hilal dan menghitung hisab, dan saya termasuk yang mengikuti penentuan awal puasa dengan cara melihat hilal, sehingga pengumuman dari pemerintah akan saya tunggu.

Mungkin karena dasar negara kita demokrasi maka perbedaan semacam ini menjadi hal yang biasa, entah apakah ini sesuatu yang baik bagi umat atau sebaliknya. Sebagai orang yang awam sebenarnya saya mengharapkan bahwa kegiatan puasa seperti ini bisa kita mulai dengan serentak bersama, tapi ya sudahlah, semua orang punya pemikiran masing-masing dan perbedaan seperti ini harus kita terima.

Dengan bertambahnya umur, saya merasakan euforia menyambut Ramadhan tidak lagi semeriah dulu. jika dulu saat usia anak-anak saya mungkin sudah antusias untuk membeli makanan ini dan itu, tadarus malam, dan lainnya. Sekarang saya lebih berfikir ke arah kualitas ibadah, bukan lagi euforia yang bersifat seremonial lagi. Saya lebih memikirkan bagaimana bisa bersikap baik selama menjalankan puasa, lebih konsisten sholat berjamaah, lebih maksimal lagi dalam membaca Al Quran dan menghapalnya,

Ditambah tahun ini adalah dua tahun setelah terjadinya pandemi Covid dan makin menguatnya kehidupan ke arah daring, saya merasakan banyak pergeseran terjadi di masyarakat. Dalam kehidupan nyata sejak beberapa tahun lalu tadarus di masjid setelah sholat Tarawih mulai sepi, acara di televisi tentang Ramadhan sudah berubah ke arah acara komedi, bukan lagi tausiah keagamaan seperti dahulu. Pergeseran semacam ini menurut saya menurunkan makna Ramadhan sekarang ini.

Konten di media sosial ramai dengan berbagai postingan tentang Ramadhan, ya sekarang kehidupan telah berpindah ke tempat sempit yang dapat kita genggam, yang kita namakan gawai. Di media sosial kita akan menemukan berbagai quote bijak yang dibagikan kesana-kemari, video tentang Ramadhan yang dibuat oleh banyak konten kreator (apakah sesuai dengan makna bulan mulai ini atau tidak, silahkan dinilai sendiri).

Sepertinya semua orang berlomba untuk terlihat menjadi orang yang pintar melalui media sosial. Berlomba menasehati, memposting hukum agama ini dan itu, atau semuanya seakan menjadi ustadz atau ustadzah dadakan.

Saya pribadi ingin tidak memerdulikan hal tersebut dan berfokus pada perbaikan diri saya sendiri. Saya ingin Ramdhan ini menempa saya menjadi lebih baik lagi, dan semoga Allah menjadikan bulan ini sebagai sarana untuk saya menuju kebajikan.

Saya akan berusaha membuat satu tulisan tiap hari di bulan Ramadhan ini, sebagai bentuk refleksi saya atas diri saya sendiri. Bukan untuk berbagai dengan orang lain, atau mengajari orang lain. Saya hanya ingin menjadi orang yang lebih baik lagi. Semoga Allah memanjangkan umur kita dan memasukkan kita dalam bulan mulia ini dengan kebaikan dan menjadikan untuk kita kebaikan selamanya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 : Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Dalam modul pertama tentang Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) memberikan penjelasan mengenai bagaimana pendidikan seh...