Hukum Newton merupakan topik bahasan yang familiar dalam lingkup ilmu sains, biasanya materi ini dipelajari setelah kita mempelajari tentang gerak benda. Ketika suatu benda bergerak dan kita telaah lebih jauh, salah satu pertanyaan yang mungkin keluar dari benak kita adalah "apa yang membuat sebuah benda dapat melakukan gerakan?"
Sebuah benda dapat bergerak jika benda tersebut menerima suatu tarikan atau dorongan, dalam ilmu sains tarikan maupun dorongan tersebut dinamakan dengan Gaya atau Force. Gaya merupakan suatu besaran vektor, hal ini dikarenakan dalam besaran gaya terdapat dua elemen penting, yaitu nilai dan arah gaya tersebut. Kaidah umum yang biasa digunakan adalah suatu gaya bernilai positif jika arah gaya tersebut ke kanan atau ke atas. Sedangkan jika arah gaya tersebut ke bawah atau ke kiri, maka nilai gaya tersebut akan bernailai negatif.
Sebuah benda dimungkinkan menerima lebih dari satu gaya, dari berbagai arah. Jumlah total gaya yang diterima suatu benda dinamakan resultan gaya. Tentu saja istilah "jumlah total gaya" ini tidak serta merta dapat diartikan bahwa nilai resultan gaya didapatkan dengan menjumlahkan semua gaya yang bekerja pada benda. Namun penjumlahan pada resultan gaya juga mempertimbangkan arah gaya yang bekerja pada benda.
Jika suatu benda menerima gaya atau kita memberikan gaya pada suatu benda, maka ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan-kemungkinan ini kemudian dijabarkan dan disimpulkan sebagai Hukum Newton. Hukum Newton bukan sekedar persamaan atau rumus, namun merupakan sebuah cara untuk memahami interaksi gaya pada suatu benda. Hukum Newton terbagi menjadi tiga, yaitu :
Hukum I Newton
Untuk memahami Hukum I Newton, mari kita bayangkan sebuah benda yang menerima beberapa gaya dari berbagai arah. Kondisi pada Hukum I Newton terjadi jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut bernilai nol. Secara mudah dapat dikatakan bahwa jika suatu benda menerima beberapa gaya namun resultan gayanya nol, maka benda tersebut sama saja dengan tidak menerima gaya apapun.
Jika suatu benda menerima gaya dengan resultan nol dapat terjadi dua kemungkinan. Pertama, jika benda tersebut awalnya dalam posisi diam, maka dia akan tetap diam. Kedua, jika benda tersebut bergerak, maka benda tersebut akan terus bergerak dengan kecepatan tetap. Sifat suatu benda yang cenderung untuk mempertahankan keadaannya dinamakan dengan kelembaman.
Hukum II Newton
Kondisi pada Hukum II Newton adalah jika suatu benda menerima beberapa gaya, dan resultan gayanya tidak sama dengan nol. Jika kondisinya seperti ini maka Hukum II Newton berlaku. Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda tidak sama dengan nol, maka yang terjadi benda akan bergerak dengan mengalami percepatan.
Pada Hukum II Newton ini, nilai resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan perkalian antara massa benda dengan percepatan gerak benda. Karena benda memiliki percepatan, persamaan tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan berlaku pada kondisi ini.
Hukum III Newton
Kondisi pada Hukum III Newton berlaku saat kita memberika gaya pada suatu benda, maka sebagai akibatnya benda tersebut akan memberikan gaya reaksi kepada kita dengan besar gaya yang sama, namun dengan arah berlawanan.
Hukum III Newton dikenal sebagai hukum aksi-reaksi. Contoh kondisi Hukum III Newton adalah saat kita mendayung perahu, maka kita sedang memberikan gaya kepada air dengan arah ke belakang, sebagai reaksinya air akan memberikan gaya yang sama besar dengan arah berlawanan (ke depan) sehingga mengakibatkan perahu yang kita tumpangi dapat bergerak ke depan.
Kesimpulan saya
Hukum Newton jangan dipahami sebagai sebuah rumus yang harus dihafal, memang adakalanya kita perlu menghafalkannya, namun bukan itu intinya. Dengan memahami interaksi gaya pada suatu benda, maka secara otomatis kita juga mamahami inti dari Hukum Newton ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar