Kamis, 08 Desember 2022

Waktu Yang Melenakan

 

Saya tidak akan menulis yang terlalu tinggi tentang kesuksesan, biar topik kesuksesan menjadi objek para motivator dan pakarnya. Terakhir kali saya membuat postingan di blog ini sekitar dua atau tiga minggu yang lalu, sebuah rentang terlalu lama bagi saya yang memiliki keinginan untuk menjadi seorang penulis.

Sebagai seorang manusia kita harus selalu berusaha memperbaiki diri dan belajar dari pengalaman adalah guru yang terbaik. Selama ini saya berusaha untuk membuat perencanaan untuk perbaikan dari diri saya, mulai membaca buku yang menurut saya mendukung sampai membuat jadwal harian. Namun yang terjadi saya tidak bisa disiplin menaati apa yang saya tulis dan apa yang saya harus saya lakukan.

Melihat dari frekuensi postingan dalam blog ini saya memiliki masalah dalam menejemen waktu. Tapi dan nanti adalah musuh besar kesuksesan, begitu menurut Jaya Setyabudi seorang influencer yang saya ketahui. Berkaca dari buku Atomic Habbit yang pernah saya baca bahwa mengubah kebiasaan harus dimulai dari hal yang kecil, dengan skala yang kecil, namun konsisten.

Konsistensi itulah yang belum saya miliki sepenuhnya, terutama konsisten untuk melakukan hal-hal yang mendukung kemajuan saya, dan menjauhi semua yang melemahkan saya. Langkah apa yang harus saya ambil? dan bagaimana? itu mungkin yang akan saya tulis dalam postingan ini.

Langkah paling kecil adalah menaati jadwal harian yang sudah saya buat. Jadwal harian tersebut telah saya tulis di selembar kertas, hingga kertas itu menjadi usang kekuningan saya belum bisa melakukannya dengan konsisten. Konsistensi adalah tantangan pertama yang harus saya hadapi, selain melawan kemalasan yang ada pada diri saya.

Begitu banyak hal yang harus saya lakukan namun terbengkalai karena kemalasan saya, dan begitu banyak hal kecil yang positif yang tidak saya lakukan juga karena kemalasan dan inkonsistensi saya dalam menata diri.

Waktu adalah hal yang sangat berharga, saya harus bisa memanfaatkan tiap detiknya untuk kebaikan. Waktu itu kejam, dia tidak akan pernah kembali atau sekedar menatap kebelakang. Saya harus bisa melakukan kebaikan di siswa umur saya sekarang.

Apa yang harus saya lakukan? apa saja asalkan itu sebuah kebaikan. Mulai belajar tepat waktu, disiplin, membersihkan rumah, dan perhatian kepada diri saya sendiri, keluarga dan lingkungan. Apa saja yang baik harus saya coba lakukan semampu saya.

Mungkin cukup tulisan ini, percuma banyak menulis jika tidak bisa konsisten dalam semua hal kebaikan. Bismillah bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 : Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Dalam modul pertama tentang Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) memberikan penjelasan mengenai bagaimana pendidikan seh...