Rabu, 12 April 2023

Guru Harus Menulis Apa???

 

Tuntutan kepada seorang guru dewasa ini tidak hanya sekedar mampu mengajar atau melakukan transfer ilmu kepada peserta didik, namun lebih dari itu seorang guru juga harus bisa melakukan fungsi sebagai seorang pendidik dengan baik. Dan tidak sebatas itu, guru kini dituntut untuk melakukan pengembangan diri dengan melakukan berbagai hal, seperti mengikuti kegiatan pengembangan profesi, melakukan penelitian, dan menulis. Dalam tulisan ini saya ingin berfokus pada menulis.

Ya, guru kini mendapat tuntutan untuk dapat menulis, baik berupa buku, artikel atau yang lain. Namun kenyataannya banyak guru yang kesulitan ketika harus menulis, banyak permasalahan yang dikemukakan mulai harus menulis apa dan bagaimana cara menulis. Hal ini dapat dimengerti karena dimasa yang lalu atau ketika bersekolah, seorang guru memang tidak dibiasakan untuk menulis, paling maksimal hanya menulis rangkuman.

Menulis memiliki hubungan yang erat dengan membaca, kalau tidak gemar membaca, maka akan sulit juga untuk menulis. Membaca memberikan kita wawasan dan sudut pandang yang beragam terhadap suatu fenomena. Membaca secara tidak langsung memberikan tabungan kosakata yang nanti ketika kita harus menulis akan sangat membantu. Ya, mau atau tidak mau jika ingin terbiasa menulis, seorang guru harus membiasakan atau memaksa dirinya menjadi seorang pembaca terlebih dahulu.

Dengan mengambil sudut pandang dunia pendidikan atau kegiatan guru di sekolah, apa saja yang sebenarnya dapat ditulis seorang guru. Sebenarnya banyak pilihan tentang menulis dalam bentuk apa. Seorang guru dapat menulis modul pembelajaran, buku, cerpen, novel, puisi, atau penelitian ilmiah yang dilakukannya. Namun sebelum itu semua, niat yang kuat harus ditanamkan dalam jiwa guru untuk menulis.

Menurut saya untuk memulai menulis, maka langkah awal yang harus kita tetapkan adalah tujuan penulisan kita. Untuk apa kita menulis atau tulisan kita digunakan untuk apa. Jika tujuan kita adalah melakukan penelitian tentang permasalah yang kita hadapi di sekolah, mungkin menulis laporan penelitian menjadi pilihan yang tepat. Jika tujuan kita untuk menyediakan sumber belajar tambahan atau pendukung pembelajaran, menulis modul atau buku referensi bisa menjadi pilihan. Namun jika tujuan penulisan kita adalah tentang hal yang kita sukai, maka novel, cerpen, atau puisi bisa menjadi pilihan. Semua tergantung dengan kebutuhan dan tujuan kita.

Jika kita hendak menulis tulisan pertama kita, maka kita harus rasional dalam membuat tulisan. Artinya sebagai tulisan pertama maka wajar akan banyak kesalahan kita buat dalam tulisan kita, seperti kosakata yang tidak tepat, format yang tidak sesuai, gaya penulisan yang kacau dan lainnya. Hal itu wajar karena ini adalah tulisan kita yang pertama, pasti penuh dengan kesalahan dan ketidaksempurnaan.

Namun hal itu tidak boleh menjadi penghambat kita dalam menulis, semua itu harus kita lewati sebagai suatu proses untuk dapat menulis dengan lebih baik. Ada istilah mengatakan practice make better atau pengalaman akan membuat lebih baik, artinya semakin sering kita menulis, maka semakin bertambah pula jam terbang kita dalam dunia penulisan, yang akhirnya semakin lama tulisan kita akan semakin baik. Kesempurnaan dalam menulis akan didapatkan ketika kita semakin sering menulis.

Maka langkah awal yang dapat ditempuh seorang guru untuk menulis adalah tulis saja. Tidak perlu perfeksionis, tulis saja apa yang ada dikepala kita. Mungkin diawal hanya beberapa paragraf saja, dan itu sudah baik. Yang  terpenting adalah konsistensi dan semangat untuk tidak menyerah. Tidak perlu pusing dengan pendapat orang tentang tulisan kita, percayalah bahwa nanti semakin sering berlatik maka tulisan kita akan semakin baik atau matang.

Tulisan saya ini adalah bagian dari latihan. Saya menulis postingan ini karena saya ingin menulis, namun tidak ada ide. Sehingga tulisan ini adalah apa yang ada di kepala saya, yang saya tuliskan langsung. Yang terpenting adalah melatih konsistensi. Nanti pada saatnya akan lahir karya tulis yang baik juga. Selamat berlatih menulis.

Senin, 03 April 2023

Seorang Guru Harus Membangkan Diri Dengan Berbagai Cara

Sebagai seorang guru di zaman sekarang memiliki tantangan dan tuntutan yang berbeda dibandingkan beberapa dekade yang lalu. Menurut saya kemampuan pedagogis standar seperti mengajar materi pelajaran dalam ruang kelas tidak lagi mencukupi, namun harus bisa berkembang dan menyesuaikan dengan perubahan zaman. Istilah yang saya pakai adalah harus menjadi guru 4.0.

Menurut saya seorang guru harus memiliki banyak aspek yang mumpuni, seperti kepribadian yang baik, penguasaan materi yang baik, kreativitas yang tinggi,dan memiliki jiwa probelm solving.

Ya kepribadian yang baik, itu merupakan pondasi awal untuk menjadi seorang guru yang baik,bahkan menjadi pribadi yang baik. Kepribadian yang baik dapat diartikan memiliki sikap yang baik, dan berusaha memperbaiki diri. Menjaga moral dan integritas merupakan hal yang harus dipegang teguh.

Disadari atau tidak, menjadi guru adalah berusaha menjadi model yang baik untuk dicontoh oleh peserta didik. Banyak terjadi seorang perserta didik bisa belajar dengan baik bukan karena menyenangi materi pelajarannya, namun menyukai pribadi guru yang sedang mengajarnya. Pengalaman ini pun terjadi pada diri saya ketika saya masih sekolah.

Tidak mudah memang memiliki kepribadian yang baik, namun harus tetap diusahakan. Guru juga manusia yang tidak mungkin luput dari kesalahan, tapi sebagai manusia juga seorang guru harus bisa instrokpeksi diri dan memperbaiki kesalahan yang telah dibuatnya. Seorang guru harus memiliki dasar agama yang baik, agar dia memiliki bekal dan dasar dalam bersikap dan hidup di dunia ini.

Sering membaca buku atau sumber informasi lain juga merupakan salah satu langkah menciptakan pribadi yang baik. Semakin banyak informasi atau ilmu yang kita serap, maka akan semakin baik kualitas diri kita. Namun tentu saja harus ilmu-ilmu yang baik.

Selain kepribadian yang baik, seorang guru haruslah menguasai materi yang diajarkannya. Pengusaan materi tersebut tidaklah cukup dengan bekal selama dia belajar atau kuliah, namun harus selalu diperbaharui karena ilmu pengetahuan selalu berkembang.

Pendalaman materi bisa dilakukan dengan mempelajari berbagai informasi terbaru dari berbagai sumber, sekarang ini internet tentu saja sangat membantu dalam hal ini. Banyak artikel, buku elektronik, dan berbagai konten ilmu pengetahuan tersaji di internet. Guru tinggal memperbaharui ilmunya dan bijak dalam menyikapi segala informasi baru tersebut, karena tidak semua informasi tersebut benar dan tidak bisa kita telan mentah-mentah.

Guru juga harus meningkatkan kreativitasnya, di zaman sekarang kreativitas dalam bidang teknologi informasi sangat dibutuhkan. Kita harus bisa menggunakan teknologi informasi untuk menunjang pekerjaan kita dan mempermudah hidup kita. Kita tidak bisa memakai cara pandang zaman dahulu, karena dengan demikian banyaknya hal yang tersedia, pembelajaran harus menjadi semakin menarik dan merangsang peserta didik untuk termotivasi belajar.

Probelm Solver, ya seorang guru harus bisa menjadi pemecah masalah. Masih banyak kita jumpai reaksi orang ketika mendapat masalah dalam pekerjaannya masih berfokus pada salah siapa, namun tidak berfokus pada jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Menurut saya tidak terlalu penting salah siapa, karena masalah yang sudah ada di depan mata adalah hal yang nyata. Masalah harus bisa diselesaikan agar pekerjaan kita bisa kita lanjutkan dan terus melangkah ke depan. Jika terlalu berfokus pada salah siapa maka energi kita akan habis, dan kita akan tetap tertinggal di belakang.

Mungkin ini tulisan saya tentang perenungan seorang guru, tulisan ini sejatinya untuk diri saya sendiri yang ingin terus berkembang dan tidak ingin terkungkung dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Hidup hanya sekali, jadiah guru yang berarti dan berguna, yang kelak akan meninggalkan banyak manfaat.

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 : Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Dalam modul pertama tentang Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) memberikan penjelasan mengenai bagaimana pendidikan seh...