Tuntutan kepada seorang guru dewasa ini tidak hanya sekedar mampu mengajar atau melakukan transfer ilmu kepada peserta didik, namun lebih dari itu seorang guru juga harus bisa melakukan fungsi sebagai seorang pendidik dengan baik. Dan tidak sebatas itu, guru kini dituntut untuk melakukan pengembangan diri dengan melakukan berbagai hal, seperti mengikuti kegiatan pengembangan profesi, melakukan penelitian, dan menulis. Dalam tulisan ini saya ingin berfokus pada menulis.
Ya, guru kini mendapat tuntutan untuk dapat menulis, baik berupa buku, artikel atau yang lain. Namun kenyataannya banyak guru yang kesulitan ketika harus menulis, banyak permasalahan yang dikemukakan mulai harus menulis apa dan bagaimana cara menulis. Hal ini dapat dimengerti karena dimasa yang lalu atau ketika bersekolah, seorang guru memang tidak dibiasakan untuk menulis, paling maksimal hanya menulis rangkuman.
Menulis memiliki hubungan yang erat dengan membaca, kalau tidak gemar membaca, maka akan sulit juga untuk menulis. Membaca memberikan kita wawasan dan sudut pandang yang beragam terhadap suatu fenomena. Membaca secara tidak langsung memberikan tabungan kosakata yang nanti ketika kita harus menulis akan sangat membantu. Ya, mau atau tidak mau jika ingin terbiasa menulis, seorang guru harus membiasakan atau memaksa dirinya menjadi seorang pembaca terlebih dahulu.
Dengan mengambil sudut pandang dunia pendidikan atau kegiatan guru di sekolah, apa saja yang sebenarnya dapat ditulis seorang guru. Sebenarnya banyak pilihan tentang menulis dalam bentuk apa. Seorang guru dapat menulis modul pembelajaran, buku, cerpen, novel, puisi, atau penelitian ilmiah yang dilakukannya. Namun sebelum itu semua, niat yang kuat harus ditanamkan dalam jiwa guru untuk menulis.
Menurut saya untuk memulai menulis, maka langkah awal yang harus kita tetapkan adalah tujuan penulisan kita. Untuk apa kita menulis atau tulisan kita digunakan untuk apa. Jika tujuan kita adalah melakukan penelitian tentang permasalah yang kita hadapi di sekolah, mungkin menulis laporan penelitian menjadi pilihan yang tepat. Jika tujuan kita untuk menyediakan sumber belajar tambahan atau pendukung pembelajaran, menulis modul atau buku referensi bisa menjadi pilihan. Namun jika tujuan penulisan kita adalah tentang hal yang kita sukai, maka novel, cerpen, atau puisi bisa menjadi pilihan. Semua tergantung dengan kebutuhan dan tujuan kita.
Jika kita hendak menulis tulisan pertama kita, maka kita harus rasional dalam membuat tulisan. Artinya sebagai tulisan pertama maka wajar akan banyak kesalahan kita buat dalam tulisan kita, seperti kosakata yang tidak tepat, format yang tidak sesuai, gaya penulisan yang kacau dan lainnya. Hal itu wajar karena ini adalah tulisan kita yang pertama, pasti penuh dengan kesalahan dan ketidaksempurnaan.
Namun hal itu tidak boleh menjadi penghambat kita dalam menulis, semua itu harus kita lewati sebagai suatu proses untuk dapat menulis dengan lebih baik. Ada istilah mengatakan practice make better atau pengalaman akan membuat lebih baik, artinya semakin sering kita menulis, maka semakin bertambah pula jam terbang kita dalam dunia penulisan, yang akhirnya semakin lama tulisan kita akan semakin baik. Kesempurnaan dalam menulis akan didapatkan ketika kita semakin sering menulis.
Maka langkah awal yang dapat ditempuh seorang guru untuk menulis adalah tulis saja. Tidak perlu perfeksionis, tulis saja apa yang ada dikepala kita. Mungkin diawal hanya beberapa paragraf saja, dan itu sudah baik. Yang terpenting adalah konsistensi dan semangat untuk tidak menyerah. Tidak perlu pusing dengan pendapat orang tentang tulisan kita, percayalah bahwa nanti semakin sering berlatik maka tulisan kita akan semakin baik atau matang.
Tulisan saya ini adalah bagian dari latihan. Saya menulis postingan ini karena saya ingin menulis, namun tidak ada ide. Sehingga tulisan ini adalah apa yang ada di kepala saya, yang saya tuliskan langsung. Yang terpenting adalah melatih konsistensi. Nanti pada saatnya akan lahir karya tulis yang baik juga. Selamat berlatih menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar