Tahun pelajaran 2021/2021 telah dimulai, dalam minggu ini peserta didik baru mulai jenjang SD hingga SMA melaksanakan MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah) yang semuanya dilaksanakan secara online. Penggunaan metode online ini dilakukan karena saat tahun pelajaran ini dimulai, kondisi di Indonesia masih menghadapi Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir dua tahun.
Setelah hampir dua tahun kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan secara jarak jauh, banyak sekali konsekuensi yang muncul. Yang paling terasa adalah semakin menurunnya motivasi peserta didik untuk bersekolah. Secara umum masyarakat menganggap pembelajaran secara jarak jauh atau online adalah bukan sekolah, karena interaksi antara guru dan peserta didik yang lemah. Tidak semua guru mampu melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan maksimal, dan tidak semua peserta didik dan orang tuanya memberikan perhatian untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh.
Namun sekarang tidak ada pilihan lagi, semua harus dilaksanakan secara jarak jauh. Guru harus mengambil peran yang sangat besar agar bisa memastikan peserta didik memberikan perhatian kepada kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran jarak jauh yang hanya sekedar memberikan tugas melalui whatsapp, memposting materi pembelajaran di akun media sosial atau di LMS seperti classrooms harus di modifikasi sehingga membuat tertarik peserta didik untuk belajar.
Hal yang paling utama bagi saya saat ini adalah bagaimana membuat peserta didik untuk termotivasi dan bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan. Semakin lama partisipasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh semakin menurun, sehingga perlu beberapa upaya agar semua itu bisa teratasi.
Platform media sosial yang berkembang dan banyak diakses peserta didik saat ini seperti youtube, tiktok, dan aplikasi lainnya yang sejenis. Satu garis besar yang bisa diambil adalah, peserta didik lebih tertarik pada konten yang bersifat visual dan memiliki unsur menghibur (entertainment). Peserta didik sebagian besar tidak menyukai dengan konten yang berupa tulisan, hal ini juga menunjukkan bahwa kemampuan literasi (baca dan tulis) semakin menurun. Sebagian besar peserta didik menyukai untuk melihat dan mendengar konten berbasis video.
Tentu kita sebagai guru kurang nyaman jika harus membuat konten pembelajaran seperti video youtube, yang harus berdurasi tidak terlalu panajang, menghibur, dan penyajiannya mengikuti tren yang sedang digemari sekarang, karena diakui atau tidak terkadang tren tersebut bertentangan dengan nilai-nilai yang ditanamkan di dunia pendidikan.
Salah satu solusi yang ingin saya coba adalah dengan melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan video confrence seperti menggunakan google meets. Dengan seperti itu aspek audio visual yang disukai peserta didik dapat tercapai. Untuk memberikan situasi yang menyenangkan, maka dalam kegiatan video confrence seperti itu harus menggunakan media-media animasi dan gambar yang menarik agar peserta didik antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Mungkin akan sedikit memaksa di awal agar peserta didik ikut bergabung dalam pembelajaran seperti, namun dengan berjalannya waktu maka ikatan antara guru dan peserta didik akan bisa tumbuh dan terjalin lagi. Peserta didik akan mulai merasa bahwa setiap hari mereka akan berinteraksi dengan guru mereka, sehingga hubungan emosional yang turun dapat meningkat lagi.
Mungkin cara ini bukan satu-satunya cara yang efektif, dalam perjalanannya saya meyakini perlu modifikasi-modifikasi lagi agar motivasi belajar peserta didik dapat tumbuh lagi seperti dahulu. Hal ini mungkin akan saya jadikan penelitian tindakan kelas pertama saya, yaitu tentang pembelajaran jarak jauh berbasis video confrence untuk menumbuhkan motivasi belajar dan meningkatkan hasil belajar peserta didik. Semoga semua itu dapat terlaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar