Rabu, 07 Juli 2021

Dari Update Buku Hingga Buku Nasibmu Kini

Pagi ini saya ingin menulis tentang perkembangan buku yang sedang masuk tahapan editing, yaitu buku "Manual Handbook KSN IPA". Sampai pagi ini saya dan editor masih melakukan revisi naskah buku, tepatnya sudah revisi ke tiga. Di revisi pertama saya fokuskan pada layout, tata letak, dan paragraf. Namun di revisi kedua kemarin saya memfokuskan pada kata per kata, mencari typo dan kalimat yang kurang sesuai. Di revisi ketiga ini saya menyusuri lagi dari awal apakah ada kesalahan pada naskah yang terlewat. Semoga saja tidak, sehingga setelah ini buku bisa langsung untuk dicetak.

Membicarakan masalah buku, tidak bisa dipungkiri bahwa paradigma membaca buku kini telah berkurang dibandingkan sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu. Saat kita menarik waktu sepuluh sampai dua puluh tahun kebelakang, maka kita yang besar pada masa itu merasakan bahwa buku merupakan sesuatu yang penting, terutama di lingkungan sekolah. Dulu saat saya bersekolah di tingkat menengah pertama, selain mendapat pinjaman buku paket dari sekolah, kita masih harus membeli buku pendamping untuk tiap-tiap mapel, serta lembar kerja siswa untuk tiap-tiap mapel.

Pada Era itu, minimal untuk satu mata pelajaran kita mempunyai tiga sumber bacaan. Ditambah dengan belum maraknya internet, sehingga sumber belajar utama adalah buku. Namun kondisi sekarang sudah berubah, kita tidak menjumpai peserta didik memegang buku yang banyak, kemungkinan hanya buku paket pinjaman dari sekolah. Sedangkan buku pendamping mapel dan lembar kerja siswa menjadi sesuatu yang optional, sehingga lebih banyak peserta didik tidak mempunyai buku pendamping dan lembar kerja siswa.

Memang sekarang sumber bacaan tidak hanya buku, namun banyak juga di internet. Seperti artikel blog, format buku pdf, dan video tutorial youtube. Namun yang perlu menjadi bahan pertimbangan kita, kebanyakan sumber informasi di internet adalah bersifat subjektif atau menurut pemahaman penulisnya, dimana isi informasi tersebut belum valid. Hal ini beda dengan buku, karena pada buku si penulis merupakan orang bisa dipertanggungjawabkan mengenai isi tulisannya.

Menurut saya menumbuhkan minat baca lagi harus dilakukan, walaupun hal itu cukup sulit. Hal ini bisa dilihat dari kenyataan saat ini bahwa orang lebih suka melihat dan mendengar video, daripada membaca tulisan. Hal ini menunjukkan bahwa orang menyukai sesuatu yang simple dan cepat mendapatkan hasil. Berbeda dengan buku bahwa kita harus membaca dan menelaah isi buku dahulu, untuk bisa menyimpulkan hasilnya.

Mungkin ini saja yang dapat saya tulis untuk pagi ini, mengenai suatu tema tentang "kondisi buku" di jaman sekarang. Mungkin saya bisa memberi kalimat penutup bahwa buku memang barang "old school" yang mungkin dilihat tidak bisa memberikan asupan informasi dengan sangat cepat, tetapi kalau kita ingin mendapatkan informasi yang tepat dan akurat, maka tidak bisa cepat, perlu membaca dan menelaah.

Buku mungkin tidak cepat dibanding video youtube, tapi buku lebih akurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 : Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Dalam modul pertama tentang Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) memberikan penjelasan mengenai bagaimana pendidikan seh...