Rabu, 22 Februari 2023

Memaksakan Membaca Untuk Menjadi Sebuah Kebiasaan

 


Jika ilmu pengetahuan diibaratkan sebagai sebuah makanan yang dibutuhkan oleh tubuh kita, maka membaca adalah proses memakan makanan tersebut. Jika kita tidak makan, maka makanan tidak akan masuk ke dalam tubuh kita. Sama halnya dengan membaca, membaca merupakan pintu gerbang untuk masuknya ilmu pengetahuan ke dalam otak kita.

Namun jika kita jujur, kebiasaan membaca merupakan sebuah paradok bagi saya, atau bahkan pada hampir semua orang. Semua orang setuju bahwa membaca merupakan kebiasaan yang baik, semua orang juga ingin mempunyai kebiasaan membaca, namun kenyataannya adalah hampir semua orang malas untuk membaca. Paradoks ini sebenarnya lucu jika kita analogikan bahwa orang membutuhkan makan, namun jika orang malas untuk makan, terus bagaimana?

Kebiasaan membaca secara umum tidak datang begitu saja, tiba-tiba orang langsung suka atau gemar membaca, tentu tidak begiatu. Pada umumnya orang memang malas untuk membaca, terus bagaimana agar orang suka membaca? atau memiliki kebiasaan membaca?

Untuk membuat diri kita menjadi gemar membaca, mungkin sama dengan membuat anak kecil agar gemar makan sayur. Bagaimana cara membuat anak kecil suka makan sayur? seorang anak kecil secara umum tidak suka sayur, namun kita harus memaksanya untuk suka dengan sayur, karena sayur baik untuk anak tersebut.

Untuk menyukai membaca, pada awalnya harus dipaksakan. Namun memaksa membaca ini juga ada caranya, tidak bisa langsung kita paksa untuk membaca. Pada tahap awal untuk membiasakan membaca, kita bisa memaksa diri kita untuk membaca bacaan yang ringan seperti komik, cerpen atau apapun yang menarik untuk diri kita. Dalam tulisan ini konteksnya adalah membaca buku.

Pada tahap awal, pemaksaan ini bertujuan untuk mulai menanamkan kebiasaan membaca. Yang terpenting kita konsisten atau rutin melaksanakannya. Kita harus menyiapkan waktu khusus untuk memaksakan diri kita membaca. Mulai dengan bacaan yang ringan, mungkin pada tahap awal ini satu atau dua halaman saja sudah cukup. Namun harus konsisten.

Jika hal ini sudah bisa kita lakukan secara konsisten sampai pada tahap jika kita tidak membaca, kita merasa ada sesuatu yang salah pada diri kita, kita dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya. Tahap selanjutnya adalah mencoba membaca buku yang menurut kita berguna, walaupun kita tidak tertarik.

Tahap kedua ini kita lakukan untuk menekan ego kita untuk membaca yang kita sukai saja. Terkadang ada hal yang tidak kita sukai namun hal itu baik untuk diri kita. Kita dapat memaksa diri untuk mencoba membaca buku-buku sains atau non fiksi.

Jika tahap kedua ini telah bisa kita lakukan secara konsisten, maka kebiasaan membaca sudah mulai tumbuh menurut saya. Tanpa kita sadari pengetahuan kita bertambah, minimal ada tambahan kosa kata dan gaya bahasa dalam benak kita. Selanjutnya kita dapat melanjutkan ke tahap ketiga, yaitu menulis.

Menulis dan membaca dapat diibaratkan seperti makan dan minum, dua hal yang berbeda namun sagat berhubungan. Orang yang kesulitan menulis biasanya adalah orang yang tidak suka membaca, sebaliknya orang yang gemar membaca biasanya tidak akan mengalami kesulitan jika diminta untuk menulis.

Kita dapat mulai menuliskan apa yang telah kita baca dengan menggunakan bahasa kita sendiri, atau menuliskan apapun yang kita rasakan dari apa yang telah kita baca. Menurut saya semakin kita suka membaca, maka kita akan semakin mudah untuk menulis. Dan semakin kita menyukai menulis maka kita akan semakin gemar untuk membaca. Menulis dan membaca seperti suatu lingkaran yang tidak ada putusnya.

Hal yang paling berat dalam menanamkan kebiasaan membaca ada di awal, ketika kita memaksa diri kita untuk membaca. Namun jika kita bisa melewati hal tersebut, maka selanjutnya akan mudah dan mengalir begitu saja. 

Ketika kita mencoba menanam suatu kebiasaan yang baik untuk diri kita, memang tantangan awal terbesar ada di awal. Melawan ego dan kemalasan kita. Namun jika kita bisa melawan itu semua, maka langkah selanjutnya akan lebih mudah. Sekarang pertanyaannya adalah apakah kita mau mencoba??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 : Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Dalam modul pertama tentang Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) memberikan penjelasan mengenai bagaimana pendidikan seh...