Pendidikan secara umum memiliki tujuan untuk menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan berkarakter, hal ini tercantum dalam bagian latar belakang Modul Model Penilaian Formatif 2019. Untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien, diperlukan proses pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik. Salah satu bagian dari proses pembelajaran tersebut adalah kegiatan penilaian atau asesmen.
Tulisan ini mengacu pada modul Model Penilaian Formatif 2019 yang dikeluarkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud. Dalam pengantarnya, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Moch. Abduh menyatakan bahwa penilaian formatif memungkinkan guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi peserta didik.
“Penilaian formatif memungkinkan pendidik memperoleh informasi mengenai perkembangan penguasaan kompetensi peserta didik pada setiap tahap pembelajaran yang berguna untuk mengambil tindakan-tindakan, memastikan bahwa setiap peserta didik mencapai penguasaan yang optimum,” ujarnya.
Penilaian formatif dilaksanakan berdasarkan beberapa prinsip, antara lain 1). terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung; 2). melibatkan peserta didik dalam pelaksanaannya; dan 3). tidak hanya berkenaan terhadap penguasaan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, namun juga motivasi belajar, sikap terhadap pembelajaran, gaya belajar, dan kerjasama dalam proses pembelajaran.
Secara umum proses penilaian terbagi menjadi dua jenis, formatif dan sumatif. penilaian formatif digunakan untuk mengetahui penguasaan peserta didik terhadap kompetensi dan digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Sedangkan penilaian formatif bertujuan untuk mengetahui pencapaian belajar peserta didik dari pembelajaran yang sudah berakhir. Tabel di bawah ini menjelaskan lebih rinci mengenai perbedaan kedua penilaian tersebut.
perbedaan penilaian formatif dan sumatif |
Ada banyak teknik yang dapat digunakan dalam penilaian formatif. Merujuk pada modul Model Penilaian Formatif 2019, berikut ini adalah beberapa teknik yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian formatif.
1. Observasi
Saat proses pembelajaran berlangsung, guru dapat melakukan observasi untuk mengetahui perkembangan peserta didik, dengan demikian guru dapat mengetahui apa yang sudah atau belum dikuasai peserta didik berdasarkan apa yang dikatakan, dilakukan, dan dihasilkan peserta didik selama proses pembelajaran.
Terdapat beberapa bentuk instrumen yang dapat digunakan guru dalam melakukan observasi, seperti catatan anekdot, buku catatan anekdot, kartu catatan anekdot, dan lembar tempel (sticky notes).
contoh catatan anekdot |
contoh buku catatan anekdot |
contoh kartu catatan anekdot |
contoh lembar tempel atau sticky notes |
2. Bertanya atau Questioning
Jawaban peserta didik terhadap pertanyaan yang diberikan guru dapat memberikan gambaran yang baik tentang kemajuan kompetensi yang dikuasai. Pertanyaan harus dirumuskan dan disampaikan dengan baik secara lisan oleh guru dan peserta didik diberi waktu yang cukup untuk mengingat dan berpikir tentang apa yang telah dipelajari.
Tingkat kesulitan pertanyaan hendaknya bervariasi dan tidak sekedar menuntut ingatan akan sekumpulan fakta atau angka, tetapi juga mendorong pelibatan proses kognitif tingkat tinggi (higher order thinking skills).
3. Diskusi
Diskusi dalam kelas dapat memberikan gambaran tentang penguasaan peserta didik terhadap materi yang dipelajari, selain itu diskusi juga membangun pengetahuan dan melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Guru dapat memulai diskusi dengan memberikan pertanyaan terbuka, kemudian menilai pemahaman peserta didik dengan mendengarkan jawaban mereka dan mencatatnya.
4. Exit/Admit Slips
Exit Slips adalah jawaban tertulis atas pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik di akhir pembelajaran untuk mengetahui pengetahuan mereka terhadap konsep inti. Pertanyaan biasanya hanya membutuhkan waktu lima menit untuk dikerjakan peserta didik sebelum pembelajaran berakhir.
Admit Slips sebenarnya sama dengan Exit Slips, bedanya Admit Slips dilaksanakan di awal pembelajaran. Peserta didik diminta untuk menuliskan komentar pada sebuah kartu di awal pembelajaran. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui tanggapan peserta didik tentang apa yang mereka pelajari atau yang akan ditemui di dalam kelas, serta mengaktifkan pengetahuan awal mereka atau menghubungkan apa yang telah mereka ketahui dan pelajari.
contoh exit slips |
5. Lembar catatan belajar peserta didik
Lembar catatan peserta didik dapat berupa lembar refleksi, lembar tanggapan peserta didik, serta penilaian diri dan penilaian antar teman. Lembar refleksi memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membuat hubungan antara apa yang mereka sudah pelajari, menentukan tujuan, dan melakukan refleksi terhadap proses belajar mereka.
Lembar tanggapan peserta didik merupakan lembar isian bagi peserta didik untuk menuliskan respons pribadi mereka untuk mengajukan pertanyaan, meramalkan hasil, melakukan refleksi atau perenungan, mengumpulkan kosakata, dan untuk menyatakan pikiran atau pendapat mereka mengenai bacaan tertentu.
Penilaian Diri dan Penilaian Antarteman menjadikan peserta didik mengevaluasi dirinya sendiri atau teman sekelasnya mengenai kemajuan belajarnya dan melakukan refleksi atas proses pembelajaran mereka. Pendidik dapat memeriksa hasil penilaian diri peserta didik maupun penilaian antar teman untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik.
contoh lembar refleksi peserta didik |
Seluruh isi tulisan dan gambar dalam postingan ini bersumber dari modul Model Penilaian Formatif 2019, baik yang diambil secara langsung maupun tidak langsung. Untuk keseluruhan modul, anda dapat mengunduh pada tautan di akhir tulisan.
Semoga tulisan ini ada manfaatnya, terima kasih.