Minggu, 30 Agustus 2020

Harus mulai action

Di malam saat tulisan ini ditulis, saya sedang berfikir saya harus membuat perubahan yang berarti dalam hidup saya. Ada banyak sekali perubahan yang harus saya lakukan, mulai dari segi agama, kepribadian dan karir. Semua ini terfikir mungkin karena usia saya yang sudah tidak dapat dikatakan muda lagi, usia saya sekarang adalah 34 tahun, usia yang cukup matang dan memang harus matang dalam menghadapi masalah apapun.

Dari segi agama, saya ingin meningkatkan kualitas agama saya. Saya harus memperdalam ilmu agama dan memperbaiki ibadah serta hubungan saya dengan Allah swt. Saya merasa kualitas ibadah saya harus ditingkatkan lagi, terutama dalam hal sholat. Sholat saya harus tepat waktu, dan yang sunah harus mulai bisa istiqomah dikerjakan. Saya harus bisa menghilangkan rasa was-was dan pikiran negatif yang ada dalam benak saya. Singkatnya, saya harus meningkatkan kualitas hubungan saya dengan Allah swt dengan berbagai cara, salah satunya adalah memperbanyak berdzikir dan membuang serta mengacuhkan semua pikiran yang buruk.

Dalam segi kepribadian, saya harus bisa menjadi orang yang lebih baik lagi. Menjadi orang yang lebih disiplin dan mengisi waktu saya dengan kegiatan yang memiliki manfaat. Saya merasa banyak membuang waktu saya untuk kegiatan yang tidak berguna dan tidak menghasilkan. Langkah awal yang harus saya lakukan adalah mulai banyak membaca dan menulis untuk meningkatkan kualitas kepribadian saya, mulai berolah raga untuk menjaga kebugaran tubuh saya, serta membiasakan untuk memiliki mindset yang positif. Selain itu semua saya harus mengurangi mengakses internet terutama untuk konten-konten yang merusak pikiran saya.

Dari segi karir, saya harus bisa meningkatkan karir saya lebih bagus lagi. Saya telah memilih karir sebagai seorang guru, maka menjadi guru yang profesional dan berkualitas adalah target saya. Saya harus mulai mempersiapkan segala kewajiban saya sebagai seorang guru agar lebih tertata lagi. Saya harus meningkatkan kualitas softskill saya untuk bisa memperluas jaringan pertemanan saya.

Sebagai orang tua, saya mempunyai kewajiban atas masa depan anak saya. Walaupun sekarang yang sedang mendapat anugerah dari Allah berupa masalah keluarga, tapi anak tetaplah anak saya harus bertanggung jawab. Saya berdoa kepada Allah swt semoga anak saya menjadi anak yang soleh dan berbakti kepada orang tuanya, dan kelak Allah memberikan kesempatan kepada saya untuk bisa berkumpul lagi dengan anak saya.

Semua dimulai dari diri saya sendiri, saya tidak bisa mengendalikan orang lain atau hal lain diluar saya. Langkah yang harus saya lakukan adalah memperbaiki ibadah saya dan hati saya. Semoga Allah menuntun saya. Setelah itu adalah melakukan semua yang bisa saya lakukan dengan lebih baik lagi. Semoga Allah memeberikan saya iman yang kuat dan akhir yang khusnul khotimah. Aamiin

Sabtu, 22 Agustus 2020

Ikut Pesantren tetapi Online

Alhamdulillah, Allah memberikan jalan untuk saya merasakan dunia pesantren. Dulu saya pernah bercita-cita untuk masuk pondok pesantren setelah lulus SMP, tepatnya ke pondok pesantren darul ulum jombang. Hal itu karena saya ingin seperti teman yang sudah saya anggap seperti kakak yang telah lebih dahulu masuk pesantren. Tetapi singkat kata, Allah mentakdirkan lain, saya tidak jadi masuk pondok pesantren dan meneruskan pendidikan di jenjang pendidikan formal biasa.

Keinginan saya untuk masuk pondok pesantren terjadi sekitar tahun 2001 dimana saya kelas tiga SMP. Sekarang tahun 2020 atau 19 tahun kemudian, Allah mentakdirkan saya untuk bisa merasakan dunia pondok pesantren, yaitu dengan bergabung dengan sebuah program pesantren Online yang menggunakan aplikasi zoom dalam pengajarannya.

Konsep pesantren online tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, karena dalam pemikiran saya pendidikan pesantren diselenggarakan di pondok pesantren, santri harus tinggal di pesantren untuk menimba ilmu. Sekarang dengan segala kesibukan kerja saya, munculnya pesantren online seakan menjadi jawaban atas impian saya untuk menimba ilmu agama dengan cita rasa pondok pesantren.

Target saya adalah untuk bisa memahami bahasa arab, agar saya dapat memahami dan menghayati Al Quran. Pelajaran bahasa arab akan dimulai dari tingkat yang paling dasar, tetapi hal itu sudah sangat berarti bagi saya yang tidak bisa sama sekali bahasa arab. Dengan memahami bahasa arab saya berharap bisa mentadabburi Al Quran ketika membacanya atau bisa memahami bacaan sholat sehingga bisa khusyu.

Semoga Allah memberikan kesabaran dan keistiqomahan dalam saya belajar di pesantren online ini, memneri saya kemudahan untuk menyerap ilmu yang diajarkan dan menjadikan saya pribadi yang memiliki iman dan tauhid yang kuat. Dan menjadi manusia yang dekat dengan Allah swt. Aamiin

Kamis, 13 Agustus 2020

Jari-jari ini terasa kaku lagi

Setelah sekian lama tidak mengetik atau menulis, jari-jari tangan ini seperti kaget saat digunakan untuk menekan keybord laptop kesayangan yang bersejarah ini. Lama tidak menulis membuak kemampuan saya mengatik dengan sepuluh jari turun. Dalam sekali percobaan mengetik ada saja kesalahan yang saya perbuat, seperti salah menekan huruf dan masih banyak lagi.

Saya menyadari saya banyak membuang waktu saya untuk hal-hal yang kurang berguna, yaitu kemalasan. Lebih tepatnya tidak berguna sama sekali. Sekitar dua bulan ini saya disibukkan untuk membuat video pembelajaran sebagai salah satu upaya saya memberikan layanan pendidikan yang baik kepada peserta didik selama masa pembelajaran dari rumah.

Sejujurnya saya tidak menikmati saat membuat video, saya lebih menikmati waktu dengan membaca dan menulis, sekarang buku OSN yang sedang saya kerjakan terbengkalai. Namun mulai malam ini saya meniatkan diri untuk bisa menyelesaikan buku impian saya ini. Langkah pertama yang harus saya lakukan adalah melakukan riset materi sebelum menulis, karena ini adalah buku non fiksi yang harus dialkukan kajian dulu sebelum ditulis, walaupun saya tahu kualitas buku yang saya tulis. Saya hanya ingin melakukan yang terbaik dengan sesuatu yang saya kerjakan, minimal saya mendapatkan kepuasan diri.

Saya harus menambah dosis saya dalam membaca, terutama Al Quran dan buku lainnya. Selain itu saya harus meningkatkan konsistensi saya dalam menulis. Menulis apa saja. Malam ini adalah permulaan lagi saya menulis, dan memang benar kata pepatah, memulai sesuatu yang telah terhenti jauh lebih susah daripada memulai saat pertama kali.

Musuh terbesar yang harus saya kalahkan adalah kemalasan yang ada pada diri saya sendiri, bukan dari luar atau dari orang lain. Saya harus memaksa diri saya untuk bisa konsistem membaca dan menulis, karena itu adalah kompetensi yang harus saya miliki sebagai seorang guru.

Bismillah

Rabu, 12 Agustus 2020

Menejemen Diri

Satu hal yang sulit dilawan manusia adalah rasa malah pada dirinya sendiri. Semua orang, termasuk saya mengingginkan menjadi maju dan disiplin, namun kenyataannya melawan rasa malah sungguh sangat berat. Entah memang karena berat atau kita saja yang malas melawan rasa malas, terdengar lucu ya, malas melawan malas.

Saya pribadi sudah memikirkan beberapa hal yang harus saya kerjakan, bahkan sudah saya jadwalkan, namun semua tertunda dengan sistematis karena rasa malas yang ada pada saya. Hal tang tertunda adalah penulisan buku pegangan untuk OSN IPA, sudah jalan sampai bab ke sebelas, tinggal sekitar sepuluh bab lagi dan sampai sekarang belum tersentuh lagi.

Yang kedua membuat video pembelajaran untuk siswa saya, ya memang membuat video pembeajaran (ilmiah) tidak bisa langsung ambil gambar, namun saya harus riset dulu, apalagi untuk beberapa materi yang saya tidak paham. Namun saya bertekad nanti selama disekolah saya akan meriset materi kelas 7 dan 9 agar nanti siang dapat ambil gambar dan malamnya upload.

Selain riset untuk video pembelajaran, saya akan menulis RPP untuk kelas 9 bab yang kedua, tentang reproduksi pada tumbuhan dan hewan, selain itu ada lagi yang harus saya kerjakan seperti update jadwal di dapodik, dan tentu saja saya ingin mempunyai waktu untuk membaca, me time saya adalah membaca.

Dan yang paling penting, saya harus menyiapkan waktu untuk mengaji atau membaca Al Quran, sehingga bacaan saya bisa terjaga dan semakin baik, serta hafalah saya bertambah. Semoga Allah meridhloi saya dan keturunan serta keluarga saya.

sekian menulis di pagi hari ini, semoga bisa istiqomah.

Rabu, 05 Agustus 2020

Menulis lagi setelah sebulan lebih

Setelah hampir sebulan lebih tidak menulis dikarenakan berbagai kesibukan, masalah dan kemalasan, siang ini Alhamdulillah bisa menyempatkan diri untuk menulis lagi. Sejujurnya saya merasa lebih nyaman dengan kegiatan menulis dibandingkan membuat video, mungkin itu merupakan suatu pertanda bahwa saya lebih baik menjadi penulis dibandingkan content creator. Ya, content creator atau pembuat video baik untuk youtube atau platform yang lain sekarang menjadi sebuah tren dan cita-cita, terutama di kalangan milenial dan bahkan anak-anak.

Siang tadi saya melakukan diskusi dengan seorang rekan penyedia jasa internet dan membahas penggunaan internet yang dipakai anak selama pembelajaran jarak jauh ini, dan saya menemukan hal yang mengejutkan atau bahkan dapat dibilang miris. Budaya literasi sekarang semakin lama semakin menurun, hal ini didapatkan bahwa akses utama saat orang kebanyakan menggunakan internet (wifi warkop) adalah mengakses youtube dan game. Mungkin generasi sekarang tidak pernah merasakan bagaimana berselancar di internet untuk mendapatkan informasi dengan membaca berbagai sumber. Semuanya serba instan, buka youtube, cari kemudian lihat dan dengar.

Budaya membaca tulisan sungguh sangat memprihatinkan, generasi sekarang lebih menyukai sesuatu yang instan lihat dan dengar. Ini seperti seorang anak yang lebih menyukai disuapi daripada makan sendiri,. Tidak heran jika sekarang buku-buku yang dipinjamkan sekolah tidak pernah terbaca lagi, membaca dianggap sebagai suatu hal yang membuang waktu daripada menonton konten video. Dengan melihan konten video mereka hanya tinggal duduk, lihat, dengarkan, tidak ada lagi membuang energi uttuk memeras otak menganalisis kata demi kata.

Terus apa yang harus kita lakukan sekarang ini sebagai seorang guru dan juga orang tua? apakah kita akan tetap membiarkan ini terus?. Jika hal ini diteruskan maka bangsa ini akan menjadi bangsa dengan tingkat literasi yang rendah, lemah dalam menganalisis dan menjadi bangsa yang maunya disuapi dan enggan untuk berlelah-lelah mencari dan makan sendiri. Tapi bagaimana melakukannya?

Ini seperti perang melawan budaya, perang menggalakkan literasi baca tulis dan meminimalisir situs penyedia konten video. Tapi itu akan sangat sulit, Kita sedang melawan pasar dan orang kebanyakan. Jafi entahlah ???

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 : Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Dalam modul pertama tentang Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) memberikan penjelasan mengenai bagaimana pendidikan seh...