Kamis, 19 Juni 2025

Digitalisasi Pembelajaran, IFP untuk tiap Satuan Pendidikan di Indonesia


Dalam beberapa hari ini saya mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis Digitalisasi Pembelajaran yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari, mulai 18 s.d. 20 Juni 2025, di Hotel Grand Mercure Yogyakarta.

Tulisan ini menceritakan bagaimana kegiatan ini berlangsung, dari sudut pandang pribadi saya. Pada postingan ini saya akan menuliskan apa saja hal-hal yang saya ikuti pada hari pertama kegiatan.

Dari Kabupaten Rembang, ada sembilan sekolah tingkat SMP yang dipilih sebagai peserta kegiatan. Kami datang di lokasi kegiatan sekitar pukul 13.00, setelah menempuh perjalanan darat selama tujuh jam. Begitu sampai, kami segera melakukan proses registrasi, seperti pengumpulan berkas-berkas yang diperlukan, mendapatkan pembagian kamar, dan makan siang 

Pukul 15.30 wib, kegiatan pembukaan dilaksanakan, namun dikarenakan pejabat yang berwenang belum datang, maka kegiatan penjelasan teknis dilaksanakan terlebih dahulu. Namun baru berjalan beberapa saat, penjelasan teknis harus terjeda karena pejabat yang berwenang sudah datang, sehingga dilakukan kegiatan pembukaan acara bimbingan teknis ini.

Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan bimbingan teknis terkait peralatan digital yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu IFP (interactive flat panel). Sekolah yang diundang pada kegiatan ini akan mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa peralatan yang mendukung digitalisasi pembelajaran, dalam hal ini IFP. 

Hal ini tidak terlepas dari Kebijakan Presiden Prabowo yang menurut saya cukup menggebrak, beliau mengatakan setiap satuan pendidikan di Indonesia akan memiliki IFP. Dengan adanya IFP ini maka seluruh satuan pendidikan di Indonesia dapat memberikan pelajaran terbaik kepada para siswa, dapat mengakses konten-konten pendidikan yang bermutu, dan tentu saja menurut saya merupakan usaha untuk meratakan kualitas pendidikan di Indonesia.

IFP adalah sebuah gawai layar sentuh yang berukuran besar, besarnya dapat mencapai 75 inchi. Nantinya IFP ini akan bertindak seperti sebuah gawai tablet raksasa yang dapat digunakan sebagai papan tulis interaktif, sarana mengakses informasi lewat internet, dan berbagai tugas lain. Pada intinya IFP ini adalah sebuah tablet raksasa.

Kebijakan ini memang ambisius, namun saya mengacungi jempol untuk pemerintah yang berani mengambil resiko untuk berusaha meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Tentu saja, seluruh satuan pendidikan di Indonesia tidak akan serentak dalam menerima bantuan IFP ini, penyaluran bantuan ini akan dilaksanakan secara bertahap.

Kegiatan yang saya ikuti ini adalah rangkaian penyaluran IFP untuk tahap pertama, dalam tahapan ini akan ada sekitar 300.000 satuan pendidikan yang akan menerima bantuan. DIkarenakan belum banyak guru yang mengetahui mengenai IFP ini, maka bimbingan teknis ini juga bertujuan untuk melatih para guru dari satuan pendidikan penerima bantuan untuk dapat menggunakan IFP dalam proses pembelajaran.

Hadi Wahyu, selaku pejabat yang membuka acara mengatakan bahwa bantuan ini harus dioptimalkan untuk kegiatan pembelajaran. Jangan sampai IFP ini tidak maksimal digunakan atau bahkan tidak digunakan di satuan pendidikan nanti.

Masih dalam acara pembukaan, salah satu pembicara, Ninik Suryani Setyorini menyatakan landasan berpikir hingga kebijakan ini dibuat. Ninik menyatakan bahwa pendidikan saat ini berjalan di tengah perkembangan teknologi. Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan akan mempercepat pencapaian target, memperluas akses, meningkatkan kualitas pendidikan, dan mempercepat distribusi materi atau konten pembelajaran.

Dalam Peta Jalan Pendidikan Indonesia, pada poin ketiga mengenai peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran, dijabarkan beberapa poin hal yang harus dilaksanakan. Salah satu poin tersebut adalah pemgembangan inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi digital dan penerapan pedagogi modern.

Diharapkan dengan hadirnya IFP ini maka ruang kelas di seluruh Indonesia akan menjadi Smart Classroom, sebuah kelas yang dapat memfasilitasi proses pembelajaran yang optimal dengan baik untuk semua siswa. Selain itu hadirnya IFP ini juga akan memudahkan semua satuan pendidikan, bahkan di daerah terpencil  untuk mengakses materi atau media pembelajaran. Dengan demikian semoga tujuan Pendidikan Nasional dapat tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Digitalisasi Pembelajaran, IFP untuk tiap Satuan Pendidikan di Indonesia

Dalam beberapa hari ini saya mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis Digitalisasi Pembelajaran yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan ...