Minggu, 02 Februari 2025

Resensi Buku "The 7 Habbits of Highly Effective People"

Beberapa waktu kemarin saya mencoba untuk membaca buku yang berjudul The 7 Habbits of Highly Effective People, karya Stephen R Covey. Saya tertarik membaca buku ini setelah melihat konten youtube Bapak Anies Baswedan yang menceritakan sekilas mengenai buku ini. Setelah melihat konten tersebut saya memutuskan untuk membeli buku ini lewat marketplace, untuk mengetahui sejauh mana menariknya buku ini.

Buku ini telah diterjemahkan dalam tujuh puluh dua bahasa, termasuk Bahasa Indonesia. Buku ini berisi 384 halaman, yang terbagi dalam empat bab. Keempat bab tersebut antara lain Paradigma dan Prinsip, Kemenangan Pribadi, Kemenangan Publik, dan Pembaruan. Menurut saya buku ini termasuk dalam golongan buku pengembangan diri. Versi awal buku ini terbit pada dekade sembilan puluhan. 

Menurut saya, buku ini memberikan panduan praktis bagaimana menjadi seseorang yang efektif dalam kehidupannya, tentu saja jika nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat diimplementasikan dengan konsisten. Dalam tulisan ini saya akan lebih menyoroti hal-hal yang menurut saya menarik dalam buku ini.


Tujuh kebiasaan tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu kemenangan pribadi dan kemenangan publik. Kemenangan pribadi ditujukan untuk menata diri menjadi individu yang mampu membentuk dirinya menjadi pribadi yang baik dan unggul. Kemenangan publik ditujukan untuk bagaimana membangun relasi dan komunikasi yang baik dan efektif dengan orang lain.

Pada awal buku kita akan disuguhkan pada pembahasan mengenai paradigma dan prinsip. Paradigma merupakan cara kita dalam melihat sesuatu atau masalah. Terkadang perbedaan pendapat maupun pandangan dengan orang lain terkait suatu hal atau masalah dikarenakan setiap orang memiliki caranya sendiri dalam melihat suatu permasalahan. Prinsip adalah nilai-nilai kebajikan universal, prinsip inilah yang melandasi bagaimana kita dalam memandang suatu permasalahan. Paradigma yang ideal hendaknya dibangun dari prinsip-prinsip kebaikan.

Pada bagian kemenangan pribadi kita diberikan tiga hal yang akan membentuk diri kita menjadi pribadi yang baik dan unggul. Ketiga hal tersebut adalah menjadi proaktif, mulai dengan akhir dalam pikiran, dan mendahulukan yang utama.

Menjadi proaktif berarti kita harus mampu bersikap proaktif untuk melihat dan memilih hal-hal yang baik dan penting untuk diri kita. Kita tidak dapat menyandarkan hal-hal yang akan terjadi pada diri kita kepada orang lain, kitalah yang bertanggung jawab untuk menentukan arah hidup kita. Menurut saya menjadi proaktif berarti mampu menentukan apa yang baik pada diri kita, serta mampu melaksanakannya.

Mulai dari akhir dalam pikiran berarti kita harus memahami apa tujuan atau mimpi utama yang hendak kita capai. Kita secara sadar memahami apa tujuan atas alasan mengapa kita melakukan sesuatu. Dengan membayangkan tujuan akhir yang hendak dicapai, kita mempunyai landasan dalam menentukan tindakan-tindakan yang akan kita kerjakan. Semua tindakan yang kita rencanakan merujuk pada tujuan akhir yang hendak dicapai.

Mendahulukan yang utama berarti kita harus mampu menentukan prioritas dari apa yang kita kerjakan. Prioritas disini tidak hanya berkaitan dengan manejemen waktu, namun juga menentukan mana yang baik dan yang tidak baik untuk diri kita.

Bagian kemenangan pribadi bertujuan agar kita menjadi manusia yang sadar atas diri kita, tujuan kita, dan tindakan-tindakan yang kita ambil. Kesadaran ini akan menumbuhkan tanggung jawab kita terhadap diri kita. Intinya kita menjadi orang yang sadar siapa diri kita dan mau menjadi orang yang seperti apa. Tiga kebiasaan ini akan melatih kita dari orang yang ketergantungan menjadi pribadi yang mandiri.

Bagian kedua adalah kemenangan publik, terdiri atas tiga kebiasaan yaitu berpikir menang-menang, mengerti lebih dahulu sebelum dimengerti, dan mewujudkan sinergi. Bagian kedua ini melatih kita untuk dapat membangun kerjasama dengan orang lain, dan membentuk saling ketergantungan antara kita dengan orang lain.

Dalam berinteraksi dengan orang lain terkadang kita mempunyai kepentingan yang berbeda. Berpikir menang-menang melatih kita supaya kita dan orang lain mendapatkan solusi yang sama-sama menguntungkan dalam bekerja sama. Tentu saja berpikir menang-menang tetap dilandasi dengan prinsip-prinsip kebaikan yang kita pegang. Jika solusi menang-menang sulit untuk dicapai, kita dapat mengambil bentuk lebih rendah dari solusi menang-menang ini, yaitu kompromi. Jika memang tidak ditemukan solusi yang baik untuk kedua belah pihak, kita dapat mengambil sikap untuk tidak bekerjasama. Hal itu terkadang memang diperlukan.

Untuk membuat orang lain mengerti diri kita, kita harus mau mengerti lebih dahulu. Dalam bagian ini kita harus berlatih untuk mau mendengar orang lain, jika kita mau untuk didengar. Dengan mencoba untuk mengerti lebih dahulu, maka orang lain pun akan bersikap mau mengerti terhadap keinginan atau kemauan kita.

Kebiasaan ketiga adalah mewujudkan sinergi dengan orang lain, istilah sekarang adalah kolaborasi. Tidak dapat dipungkiri sebagai makhluk sosial kita harus mampu bersinergi dengan orang lain agar tujuan umum dan tujuan pribadi yang hendak kita capai dapat terwujud dengan lebih baik.

Kebiasaan ketujuh adalah mengasah gergaji. Maksudnya adalah kita harus senantiasa melatih keenam kebiasaan pertama tadi. Selain konsisten melatih keenam kebiasaan tersebut, kita juga harus memaksimalkan elemen fisik, pikiran, emosional, dan spiritual pada diri kita. Kesemuanya adalah siklus yang yang saling berhubungan satu sama lain, dengan melatih salah satu elemen, akan mempengaruhi elemen yang lain.

Saya menyadari pemahaman saya akan isi buku ini masih jauh dari sempurna, maka saya menyarankan agar anda yang membaca tulisan ini untuk menyempatkan membaca buku ini secara penuh. Mungkin insight yang anda dapatkan berbeda dengan yang saya dapatkan dan pahami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

#2 Ramadhan adalah Kesadaran Diri

Ramadhan adalah bulan yang spesial, bulan dimana perintah puasa satu bulan penuh dilaksanakan dan bulan turunnya Al Quran pertama kali. Sepa...