Jumat, 17 Oktober 2025

BUM-K, Badan Usaha Milik Kelas


Tulisan ini saya buat sebagai bentuk apresiasi kepada para siswa kelas IX-A SMP Negeri 4 Satu Atap Kragan yang telah berani mengambil sikap proaktif untuk mengembangkan diri mereka.

Semuanya dimulai dari ide yang muncul tiba-tiba dikarenakan adanya kesempatan untuk melatih para siswa berwirausaha. Ya, siswa berlatih menumbuhkan jiwa wirausaha.

Cerita ini dimulai ketika program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan di sekolah. Setiap hari paket makanan untuk siswa datang, dan hampir semua siswa menyantap makanan tersebut cukup lahan. Orang makan tentu saja butuh minum, tidak semua siswa membawa bekal air minum dari rumah, tentu dengan berbagai macam alasan. Kebutuhan untuk minum setelah makan biasanya dipenuhi siswa dengan membeli minuman beroperasi di kantin sekolah. 

Jauh sebelum program MBG berjalan di SMP Negeri 4 Satu Atap kragan, sekolah telah mempunyai program water station. Dalam program ini setiap kelas secara mandiri menyediakan air minum dalam bentuk galon untuk siswa dalam kelas tersebut. Tujuan utama program ini adalah membiasakan siswa minum air putih dan mengurangi konsumsi minuman berpemanis serta berpewarna.

Seiring berjalannya waktu program ini tidak berjalan secara maksimal, banyak kelas yang berhenti menyediakan air minum di tiap kelasnya. Banyak alasan yang melatarbelakangi, mulai harga isi ulang galon yang dirasa cukup mahal, siswa tidak menyukai rasa airnya, dan kemampuan untuk menjaga keberlangsungan program yang tidak maksimal.

Di awal tahun ajaran ini, bisa dikatakan hanya kelas IX-A yang masih bertahan melaksanakan program water station. Ketika MBG berjalan, siswa kelas IX-A masih dapat mencukupi kebutuhan minum setelah makan, seandainya siswa tidak membawa air minum dari rumah, maka ada air minum yang siap di kelas.

Kelas lain mulai menyadari kebutuhan air minum galon ini. Pada awalnya wali kelas VII-B berinisiatif titip untuk isi ulang galon ke siswa IX-A. Siswa yang dititipi akan membawa galon kosong pulang dan besoknya membawa galon yang baru untuk diserahkan kelas VII-B.

Pada awalnya mungkin tidak masalah, namun lama kelamaan cukup menyusahkan, karena siswa kelas IX-A juga harus memenuhi kebutuhan air minum mereka sendiri. Hal ini dilihat menjadi sebuah peluang, adanya demand akan kebutuhan air minum dari kelas lain, dapat digunakan siswa IX-A untuk berlatih berwisata usaha. Ya, kelas IX-A akan mencoba menjadi agen penyedia air minum galon untuk kelas lain.

Bermodalkan kekompakan dan keinginan untuk berlatih wirausaha, siswa kemuan memesan empat galon air minum dari salah satu toko di luar sekolah. Galon-galon itu diletakkan di dalam kelas, dan ketika jam istirahat ada kelas lain yang membutuhkan isi ulang galon, kelas IX-A siap melayani.

Karena tujuan awal adalah melatih siswa berwirausaha, maka siswa juga dilatih untuk melakukan manajemen dengan baik. Mereka menghitung harga jual galon, sehingga dapat menutup modal dan mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang didapat dari usaha ini pada akhirnya digunakan untuk keperluan kelas IX-A itu sendiri.

Saya melihat siswa kelas IX-A antusias dengan hal ini, tidak ada rasa malu ketika berjualan. Selama bukan hal yang salah dan haram, maka tidak perlu malu untuk melakukannya.

Sampai tulisan ini saya buat, sudah dua atau tiga transaksi terjadi. Galon-galon yang menjadi modal awal sudah terlihat kosong, dan akan segera memesan beberapa galon lagi.

Sebagai wali kelas, saya melihat bahwa usaha melatih jiwa wirausaha siswa ini bukan tanpa tantangan. Ada juga pihak yang melihat hal ini dengan sudut pandang negatif. Ada yang merasa siswa seharusnya tidak berjualan di sekolah, atau pengadaan galon air minum ini dilaksanakan sekolah. 

Tapi tentu saja hal itu tidak menjadi masalah bagi saya, ketika saya memberitahu kepala sekolah tentang kegiatan ini, beliau pun mendukungnya. Dan kembali lagi pada tujuan awal, menanamkan jiwa wirausaha pada siswa, bukan berfokus mencari keuntungan semata.

Saya berharap usaha yang dirintis siswa dapat bertahan lama. Jika siswa mampu bertahan menjalankan usaha ini, maka saya menganggap jiwa wirausaha telah terbentuk pada diri siswa. 

Saya menganggap usaha galon air minum yang dikelola siswa ini sebagai Badan Usaha Milik Kelas (BUM-K). Penamaan ini supaya keren saja, yang terpenting siswa berlatih berwirausaha dengan kreatif, jujur, dan bermanfaat untuk sesama.

Tantangan dunia kerja sudah berubah, kemampuan untuk adaptor, mampu melihat peluang, dan memecahkan masalah menjadi suatu keharusan.

Semoga dengan BUM-K ini, siswa kelas IX-A mampu melatih keterampilan abad 21 seperti critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreativitas), communication (komunikasi), dan collaboration (kolaborasi).

Harapan saya, dengan melatih jiwa wirausaha ini, siswa kelak menjadi orang yang mandiri dan bermanfaat untuk sesama.

Untuk siswa IX-A, Good luck, keep developing yourselves, and I'm proud of all of you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUM-K, Badan Usaha Milik Kelas

Tulisan ini saya buat sebagai bentuk apresiasi kepada para siswa kelas IX-A SMP Negeri 4 Satu Atap Kragan yang telah berani mengambil sikap ...