Kamis, 09 Oktober 2025

Melihat MBG dari kacamata siswa


Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah berjalan di SMP Negeri 4 Satu Atap Kragan, banyak hal yang dapat direfleksikan dari hal tersebut. Pada awalnya program yang memiliki tujuan untuk memenuhi gizi siswa ini diterima dengan sedikit rasa ragu, hal ini karena banyaknya berita negatif mengenai MBG yang muncul di berbagai platform media sosial maupun berita.

Alhamdulillah, hampir dua pekan program ini berjalan, semuanya berjalan dengan lancar. Tidak ada kendala dan hal-hal yang ditakutkan selama ini. Dalam tulisan ini saya akan mencoba melihat bagaimana program MBG ini dari sudut pandang para siswa.

Saya telah membuat polling sederhana untuk mengetahui kesan siswa terhadap program MBG yang telah berjalan. Polling dilaksanakan dengan media Google Form dan respondennya adalah siswa kelas IX-A SMP Negeri 4 Satu Atap Kragan. Siswa kelas IX-A berjumlah 18 orang, 14 orang (78%) diantaranya telah berpartisipasi dalam polling ini. Jumlah pertanyaan dalam polling ini sebanyak 5 pertanyaan.

Pertanyaan pertama adalah mengetahui bagaimana pendapat siswa terhadap program MBG. Sebanyak 92,9% menjawab suka akan program ini dan 7,1% menjawab biasa saja. Alasan mereka suka terhadap program ini mayoritas disebabkan menu makanan yang sesuai selera mereka dan mengatasi rasa lapar mereka ketika sedang berada di sekolah.

Diagram jawaban Formulir. Judul pertanyaan: Bagaimana pendapatmu mengenai program MBG yang telah berjalan?. Jumlah jawaban: 14 jawaban.

Lutfiana Khoirun Nisa menyatakan bahwa ketika sedang belajar di sekolah, terkadang dia merasa lapar. Adanya program ini membantunya untuk menghilangkan rasa lapar, sehingga lebih fokus dalam belajar.

“Sangat membantu, karena saat belajar kadang merasa lapar, dan saat mendapatkan MBG kita lebih fokus belajar dan menjadi lebih sehat, karena makanannya yang bergizi dan higienis,” ujarnya.

Muhammad Anshori menyatakan bahwa dia suka dengan MBG karena dapat makan bersama-sama dengan teman sekelasnya. “Karena bisa makan bersama teman-teman,” ujarnya singkat.

Pertanyaan kedua dari polling ini adalah apakah para siswa menyukai menu yang disajikan dalam MBG. Pertanyaan ini diajukan karena dalam pelaksanaan MBG selama ini, siswa terkadang tidak memakan atau hanya memakan sebagian dari menu yang disajikan MBG. Mengingat usia para siswa yang masih remaja, mungkin rasa makanan lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan kandungan gizi yang ada dalam makanan tersebut.

Diagram jawaban Formulir. Judul pertanyaan: Apakah kamu menyukai menu MBG selama ini?. Jumlah jawaban: 14 jawaban.

Sebanyak 78,6% siswa menjawab mereka menyukai menu MBG, sedangkan 21,4% menyatakan biasa saja terkait menu MBG. Para siswa yang menjawab suka terhadap menu MBG menyatakan bahwa menu MBG secara umum sesuai dengan selera mereka.

Sri Utami menyatakan alasan mengapa dia menyukai menu MBG karena keragaman menu, faktor gizi, serta porsinya yang cukup banyak.

“Bermacam-macam menu sehat dan bergizi, serta porsinya yang cukup banyak,” ujarnya.

Cahyani Sayekti Khansa menyatakan bahwa dia biasa saja terhadap menu yang disajikan. Hal ini dikarenakan rasa makanan yang kurang gurih dan dia tidak menyukai sayur.

“Biasa saja, karena lauknya kurang asin dan tidak suka sayur,” ujarnya.

Pertanyaan ketiga adalah mengenai hal yang menurut siswa perlu diperbaiki dalam MBG. Hal pertama yang menurut siswa perlu diperbaiki dalam MBG adalah mengenai rasa makanan dan jenis makanan, setelah itu adalah mengenai waktu kedatangan makanan atau waktu makan.

Diagram jawaban Formulir. Judul pertanyaan: menurutmu, hal apakah yang perlu diperbaiki dari program MBG yang telah berjalan (boleh pilih jawaban lebih dari satu). Jumlah jawaban: 14 jawaban.

Mengenai rasa dan jenis makanan, siswa berkeinginan agar makanan yang disajikan sesuai dengan selera mereka. Tentu hal ini sangat subjektif, namun itu dirasa penting oleh siswa.

Ahmad Nurul Muchtar menyatakan bahwa rasa makanan selama ini kurang sedap (gurih), dan itu menurutnya adalah hal yang perlu dilakukan perbaikan.

“Karena (makanannya) ada yang tidak sedap,” ujarnya singkat.

Mesia Aprilia Putri menyatakan jam kedatangan MBG perlu diperbaiki. Menurutnya waktu makan MBG perlu diatur dengan baik agar tidak mengganggu jam pelajaran yang sedang berlangsung.

“Saya lebih memilih tentang jam penyajian atau kedatangan. Karena jika makanan terus menerus dibagikan saat jam pelajaran sangat mengganggu guru yang mengajar, karena waktunya terpotong oleh makan,” ujarnya.

Pertanyaan keempat adalah apakah ada manfaat yang dirasakan siswa dari program ini, baik manfaat terhadap tubuh, sisi emosional, maupun hal yang lain. Sebanyak 71,4% siswa merasa ada manfaat yang mereka terima dari program ini, sedangkan 28,6% merasa tidak merasakan manfaatnya.

Diagram jawaban Formulir. Judul pertanyaan: adakah manfaat yang kamu rasakan (baik terhadap tubuh, emosianal, atau lainnya) setelah program MBG berjalan hampir dua pekan ini?. Jumlah jawaban: 14 jawaban.

Secara umum manfaat yang dirasakan siswa adalah merasa lebih sehat dan bersemangat. Aggun menyatakan bahwa sekarang dia merasa lebih bersemangat dibandingkan sebelum adanya program ini. “Menjadi lebih semangat,” jawabnya singkat.

Setio Budi Sampurna mengatakan bahwa di tidak atau belum merasakan manfaat dari program ini. Dia merasa biasa-biasa saja, tidak ada perubahan sebelum menerima MBG dan Sesudah menerima MBG.

“Mungkin belum ya, soalnya saya masih biasa-biasa saja,” ujarnya.

Pertanyaan terakhir adalah seandainya siswa diberi kesempatan menentukan menu MBG, menu apakah yang mereka inginkan. Jawaban dari pertanyaan ini sangat beragam, mulai dari makanan yang populer seperti mie ayam, soto, seblak, atau ayam goreng, namun ada juga yang menginginkan makan yang mengandung vitamin dan protein untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.

Hafizh Rizki Fernanda menginginkan Nasi padang lengkap dengan ayam goreng serundeng, mungkin itu adalah makanan favoritnya.

“Nasi Padang dengan ayam goreng serundeng, susu, dan buah buahan. Itu lebih mantap dan lezat, jos pokok ane,” ujarnya.

Lain halnya dengan Mesia, dia menginginkan MBG dapat menyajikan makanan-makanan yang khas, supaya lebih mengenal berbagai jenis makanan.

“Saya lebih memilih makanan khas, agar kita semua tahu itu makanan khas dari mana ,” ujarnya.

Wali kelas IX-A Jefri Adi Setiawan menyatakan bahwa Program MBG adalah sebuah program yang baik, diperlukan usaha bersama agar program ini memberikan dampak yang baik kepada siswa, dan tentu saja diterima oleh siswa.

“MBG ini program yang baik, perlu usaha bersama supaya bisa diterima siswa dengan baik, dan pada akhirnya memberikan dampak yang positif,” ujarnya.

Tulisan ini memotret bagaimana MBG dari kacamata siswa, ini bukan tentang benar dan salah, namun mencoba memahami apa yang ada di benak siswa yang merupakan objek dari program ini secara langsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Melihat MBG dari kacamata siswa

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah berjalan di SMP Negeri 4 Satu Atap Kragan, banyak hal yang dapat direfleksikan dari hal tersebut. P...