Senin, 13 Oktober 2025

Terminal Purabaya dan Jalur Kerata Api Rembang


Waktu menunjukkan pukul 20.29 saat saya menulis tulisan ini, duduk santai menunggu pemberangkatan bus patas yang akan berangkat menuju Semarang. Perjalanan malam dengan jarak yang lumayan jauh, bus patas mungkin menjadi pilihan yang bijak bagi saya.

Saya menaiki bus ini di terminal purabaya, orang lebih mengenal dengan terminal bungurasih. Sebuah terminal yang cukup legendaris sejak dahulu. Hampir semua bus memasuki terminal ini, baik antar kota dalam provinsi maupun antar kota antar provinsi.

Di Surabya sebenarnya ada dua terminal bus, terminal purabaya dan terminal oso wilangun. Sebenarnya secara teritorial terminal purabaya dan bandara juanda tidak masuk wilayah kota Surabaya, tapi masuk dalam wilayah Kabupaten Sidoarjo. Terminal purabaya lebih besar dan lebih lengkap daripada terminal oso wilangun. Terminal oso wilangun lebih didominasi bus antar kota dalam provinsi atau jarak dekat.

Saya mengenal Terminal purabaya sejak kecil, karena setiap tahun ada agenda mudik ke Malang. Hal ini membuat keluarga saya harus menuju Terminal ini, supaya mendapatkan pilihan bus yang lebih banyak, dan tentu saja memastikan mendapatkan tempat duduk.

Dulu waktu kecil ketika berada di terminal purabaya, ada satu tempat yang menarik perhatian saya, yaitu kios koran. Bukan karena ingin membeli koran, namun di kios tersebut menjual beberapa buku komik. Koleksi komik saya seperti donald bebek, doraemon, dan beberapa anime Jepang, saya beli di terminal ini. 

Berapa hari kemarin saya sempat membaca mengenai sejarah rel kereta api di daerah pantai utara Jawa. Dari informasi yang saya baca bahwa sebenarnya dahulu wilayah Kabupaten Rembang terdapat jalur rel kereta, namun sejak sekitar awal dekade sembilan puluhan jalur tersebut tidak aktif, alasannya kalah bersaing dengan moda transportasi lain. 

Kini jalur kereta api tersebut telah hilang tak berbekas, bahkan stasiunnya telah berubah bentuk jadi tempat usaha. Sungguh disayangkan, karena seandainya jalur tersebut masih aktif, maka banyak orang yang akan merasakan manfaatnya, termasuk saya.

Saya juga membaca ada wacana untuk mengaktifkan kembali jalur kereta tersebut, yang disebutkan dalam artikel yang saya baca adalah jalur Semarang - Rembang. Entah benar atau tidak, tapi seandainya jika hal itu terwujud, maka potensi adanya jalur kereta dari rembang ke arah timur (Surabaya) akan terbuka.

Saya bermimpi seandainya ada jalur kereta api antara Rembang dan Surabaya tentu akan menyenangkan. Selama ini modal transportasi umum yang bisa saya gunakan untuk rute ini adalah bus, dan anda semua tentu memahami bagaimana suka dan duka perjalanan dengan menggunakan bus.

Jika ada jalur kereta api Rembang - Surabaya, maka akan melengkapi pengalaman perjalanan masyarakat. Akan ada banyak pilihan transportasi umum, bus bisa, jeretabapi pun bisa.

Itulah tulisan saya, dan apakah jalur kereta api tersebut bisa segara terwujud? Wallahu alam, tidak ada yang tahu.

Sekarang saya nikmati dulu perjalanan dengan bus ini, sambil menulis dan mendengarkan pengamen yang sedang membawakan lagu dari ADA band, dengan suara serak yang sebenarnya lebih cocok dengan lagu jamrud, menurut saya. 

Masih beberapa jam lagi perjalanan ini, dan saya pun masih menunggu bus ini berangkat. Selamat malam. 

Tulisan ini saya ketik dengan keyboard bawaan android, tidak terlalu nyaman, tapi bagaimana lagi daripada tidak menulis. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terminal Purabaya dan Jalur Kerata Api Rembang

Waktu menunjukkan pukul 20.29 saat saya menulis tulisan ini, duduk santai menunggu pemberangkatan bus patas yang akan berangkat menuju Semar...