![]() |
Perempatan tol Bunder |
Pukul 17.06, bus melaju di ruas tol Surabaya-Gresik, sekarang sedang anti untuk melewati gerbang tol Tandes Barat. Akhir dari perjalanan tol ini adalah exit tol Bunder, setelah itu perjalanan ini akan melewati jalan raya non tol, mulai Gresik, Lamongan, Tuban, dan Rembang.
Bus yang sunyi disertai udara dingin yang berasal dari lubang-lubang AC, membuat mata menjadi mengantuk. Sebelum nanti saya mencoba tidur, saya akan mencoba menulis, tidak ada tema, biar jari jemari ini menari bebas di atas tuts keyboard handphone.
Menurut perkiraan cuaca, hari ini akan turun hujan. Tapi, melihat kondisi langit yang cerah dan tiada awan hitam yang tampak, bisa jadi perkiraan cuaca tersebut tidak tepat.
***
Sebentar lagi akan sampai di gerbang tol Bunder, Gresik. Tidak jauh dari gerbang tol tersebut, ada terminal Bunder. Sebuah tempat yang tidak asing bagi saya, karena hampir setiap hari ketika masa SMP-SMA saya selalu singgah di sana, untuk menunggu dan berganti angkutan umum (lyn), dari rumah ke sekolah atau sebaliknya.
Setelah keluar dari gerbang tol Bunder, tidak berselang lama kita akan bertemu dengan sebuah penempatan. Dulunya adalah sebuah perkiraan, namun kemudian di sisi sebelah utara dibangun akses jalan tol baru yang menghubungkan Gresik dengan Mojokerto, bahkan hingga Solo-Yogyakarta.
***
Pukul 17.24 bus berhenti sejenak di Terminal Bunder. Sekarang terminal ini sudah terlihat lebih baik, lebih terlihat modern. Terminal ini lebih bersifat sebagai terminal transit atau penghubung.
![]() |
Suasana terminal Bunder sore hari |
Dulu terminal ini hanya disinggahi lyn trayek Gresik-Surabaya dan bus dalam kota seperti tujuan Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan. Sekarang ada bus trans jatim yang menghubungkan Gresik dan Sidoarjo, dengan trayek terminal Bunder hingga terminal Porong.
Jujur saya sudah tidak mengikuti perkembangan Kabupaten Gresik dalam waktu yang cukup lama, Kabupaten Gresik merupakan salah satu penolong kota Surabaya, yang dahulu tergabung dalam GERBANG KERTASUSILA (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan).
Hingga pukul 17.32, belum ada tanda-tanda bus akan bergerak, entah menunggu apa, saya tidak tahu. Suasana memasuki Maghrib, suasana semakin gelap, dan jalan raya terlihat semakin padat, terutama dengan sepeda motor. Ya, saat ini adalah waktunya orang pulang kerja, semuanya hampir menumpuk di jalan raya, mengendarai kendaraannya masing-masing, dan berharap sampai rumah dengan segera.
***
17.35, bus sudah mulai bergerak melanjutkan perjalanan. Saya pun tidak tahu harus menulis apa lagi. Dan kini metempatmasuki Kecamatan Duduksampeyan, saya menghabiskan waktu dari kecil hingga usia dua puluhan.
Mungkin saya akan mencoba tidur saja, jika nanti ada yang ingin saya tuliskan, ya ditulis saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar