Sabtu, 04 Januari 2025

Majalah Sekolah, Sebuah Misi yang Tertunda

Awal tahun 2025, semua orang mungkin sudah memiliki resolusi yang hendak dicapai. Resolusi tersebut bisa saja berhubungan dengan kehidupan pribadi, pekerjaan, atau target tertentu. Namun saya memulai tahun ini dengan sebuah misi yang tertunda, sebuah misi yang hendak diselesaikan di tahun lalu, namun karena berbagai hal, tidak dapat terlaksana dengan baik. Misi tersebut adalah "Majalah Sekolah".

Majalah sekolah merupakan sebuah program yang saya buat untuk tugas akhir dalam kegiatan Pendidikan Guru Penggerak. Pada awalnya saya optimis bahwa program ini mampu saya realisasikan di bulan Desember tahun lalu, namun kenyataan berkata lain. Perencanaan yang saya buat tidak berjalan sesuai harapan, dapat dikatakan bahwa perencanaan saya dalam program Majalah Sekolah belum matang.

Sebagai gambaran, Majalah Sekolah adalah sebuah grup jurnalistik yang dilakukan oleh siswa, dan saya bertugas menjadi pembimbing mereka. Hasil keluaran dari kegiatan ini adalah terbitnya sebuah karya jurnalistik berupa majalah. Majalah tersebut berbentuk cetak yang akan mengisi majalah dinding sekolah, selain itu majalah ini juga berbentuk majalah cetak sederhana.

Tertundanya program ini disebabkan oleh berapa hal, hal tersebut akan saya tuliskan dalam tulisan ini. Kendala dalam merealisasikan program ini dapat dilihat dari sudut pandang guru selaku pembimbing, dan siswa selaku pihak yang akan melaksanakannya.

Dari sudut pandang guru, tertundanya program ini karena kesalahan perencanaan dan persepsi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada. Gambaran program ini ada dalam kepala guru, dan dengan waktu yang realtif tidak banyak, guru belum bisa mentransfer gambaran program tersebut kepada siswa secara menyeluruh. Kesamaan persepsi belum terbangun dengan baik antara siswa dan guru, walaupun siswa juga antusias dengan program ini.

Guru belum memikirkan secara mendalam bahwa program ini adalah hal yang sangat baru bagi siswa. Saya sebagai guru tumbuh besar dalam era majalah, sehingga saya memiliki gambaran apa itu majalah, bagaimana isinya, dan bagaimana membuatnya. Namun berbeda dengan siswa, mereka tumbuh besar setelah era majalah tergantikan dengan media sosial. Siswa mungkin mendengar apa itu majalah, namun mungkin belum pernah berinteraksi dengan majalah.

Saya menjelaskan apa itu majalah kepada siswa, namun saya tidak meneliti lebih dalam lagi apakah merka memahami bagaimana proses dalam membuat suatu karya jurnalistik tulis seperti majalah. Intinya terjadi gap generasi antara guru dengan siswa, dan hal tersebut baru saya sadari telah memikirkan kembali kenyataan bahwa program majalah sekolah harus tertunda di tahun 2024.

Dari sudut pandang siswa yang terjadi adalah mereka sebenarnya antusias, tapi tidak tahu harus bagaimana. Mereka belum terbiasa untuk membuat suatu karya tulis, apalagi karya tulis jurnalistik. Siswa terbisa dengan media sosial, dimana dalam media tersebut mereka terbiasa membaca tulisan yang pendek, dan terakadang tidak sesuai dengan kaidah jurnalistik.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan tertundanya program ini adalah kurangnya persiapan yang maksimal. Guru dan siswa antusias terhadap program ini, guru merasa siswa telah memahami harus bagaimana, namun kenyataannya siswa juga tidak tahu harus memulai dari mana dan bagaimana melakukannya.

Cetakan program yang saya tempelkan di dinding, sebagai pengingat bahwa misi belum selesai.

Gambar di atas merupakan cetakan rencana program Majalah Sekolah yang saya tempelkan di dinding, sebagai pengingat bahwa ada misi yang belum selesai dan harus saya selesaikan. Saya harus realistis dan merencanakan ulang berbagai hal supaya program ini dapat berjalan.

Mungkin majalah ini belum bisa terbit atau terwujud dalam waktu dekat ini, awal tahun ini akan saya gunakan untuk memberikan pembimbingan lebih intensif terhadap tim redaksi majalah sekolah. Saya akan lebih memfokuskan untuk memberikan pelatihan kepenulisan yang praktis dan dapat diaplikasikan.

Saya juga harus realistis bahwa gambaran majalah ideal yang ada di kepala saya harus saya turunkan, saya tidak bisa idealis. Tujuan utamanya adalah siswa mampu mandiri dalam membuat majalah sekolah ini sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Saya yakin bahwa secara bertahap, kualitas majalah sekolah ini dapat ditingkatkan seiring berjalannya waktu.

Sesuai dengan semangat dalam kegiatan Pendidikan Guru Penggerak, program ini dapat membentuk kepemimpinan siswa. Inti kepemimpinan siswa adalah mereka dapat bertanggung jawab dalam mengelola dan melaksanakan program ini. Siswa yang menjadi subjek atau aktor utama dalam program ini.

Program majalah sekolah adalah sarana untuk menumbuhkan kepemimpinan siswa. Untuk mencapai target tersebut dibutuhkan waktu, dan mungkin tidak singkat, serta tidak mudah. Namun saya yakin para siswa mampu melaksanakannya.

Selamat datang tahun 2025, kita selesaikan misi yang tertunda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

#2 Ramadhan adalah Kesadaran Diri

Ramadhan adalah bulan yang spesial, bulan dimana perintah puasa satu bulan penuh dilaksanakan dan bulan turunnya Al Quran pertama kali. Sepa...